PENDAHULUAN
D alam Modul 1 ini, Anda akan kami ajak untuk menelaah Pengertian Sejarah dan Konsep Sejarah yang merupakan bagian awal dalam rangka
memahami sejarah sebagai disiplin ilmu. Beberapa istilah, konsep dan uraian
dalam modul ini bukan hal yang baru bagi Anda sebagai seorang guru sejarah di
sekolah, namun dalam modul ini disajikan telaah lebih lanjut agak
mendalam secara komprehensif.
Adapun isi modul ini terdiri dari
Kegiatan Belajar 1: Pengertian Sejarah, yang mencakup: (a) Asal kata, arti kata
dan istilah sejarah, (b) Definisi dan rumusan sejarah, sejarah sebagai
peristiwa, sebagai kisah dan sebagai ilmu. Kegiatan Belajar 2: Konsep Sejarah
yang mencakup: (a) Sejarah sebagai peristiwa, (b) Sejarah sebagai kisah, dan
(c) Sejarah sebagai ilmu.
Tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai setelah
Anda mempelajari
Modul 1 ini diharapkan Anda dapat menjelaskan:
1.
asal
kata, arti kata, dan istilah sejarah;
2.
beberapa
kata yang erat kaitannya dengan arti sejarah;
3.
definisi
dan rumusan sejarah;
4.
konsep
sejarah sebagai peristiwa;
5.
konsep
sejarah sebagai kisah;
6.
konsep
sejarah sebagai ilmu;
7.
kesimpulan
mengenai pengertian dan konsep sejarah.
Selanjutnya silakan Anda
mempelajari isi modul ini, yang dimulai dari bagian pertama tentang pengertian
dan konsep sejarah. Namun sebelumnya coba ikutilah petunjuk strategis ini.
1.
Cermati
lebih dahulu glosarium pada akhir modul ini yang memuat istilah-istilah khusus,
sebelum Anda membaca keseluruhan modul.
2.
Cermati
tujuan modul yang mencakup tujuan-tujuan pada setiap kegiatan belajar dan
pahami secara baik.
3.
Baca
materi modul dengan seksama, buat catatan pinggir berupa pertanyaan atau tanda
lain sebagai refleksi belajar Anda.
4.
Kerjakan
tugas latihan seoptimal mungkin kemudian cocokan dengan materi kegiatan
belajar.
5.
Kerjakan
tes formatif seoptimal mungkin, kemudian cocokan dengan kunci jawaban.
6.
Buatlah
catatan khusus hasil diskusi dengan teman atau waktu tutorial tatap muka atau
tutorial elektronik guna menambah wawasan Anda lebih ke depan.
1.3 |
Kegiatan Belajar 1
Pengertian Sejarah
A. APAKAH SEJARAH ITU?
Pertanyaan ini tampak sederhana,
akan tetapi apabila kita teliti dan renungkan arti serta inti hakikatnya
mengandung makna yang dalam dan luas. Guna memberikan jawaban yang sewajarnya
terhadap pertanyaan tersebut di atas maka kita harus mengadakan tinjauan
mengenai konsep sejarah secara agak luas dari berbagai segi. Sebelum sampai
pada uraian definisi sejarah perlu kiranya sedikit uraian dari segi etimologi
dan terminologi.
1. Asal Kata
dan Arti Kata serta Istilah Sejarah Dari
manakah asal kata sejarah itu?
Perkataan sejarah mula-mula berasal dari bahasa
Arab “syajara”, artinya
terjadi, “syajaratun” (baca: syajarah) artinya pohon kayu. Pohon
menggambarkan pertumbuhan terus-menerus dari bumi ke udara dengan mempunyai
cabang, dahan dan daun, kembang atau bunga serta buahnya. Memang di dalam kata
sejarah itu tersimpan makna pertumbuhan atau kejadian (Yamin, 1958: 4).
Begitulah sejarah yang berarti
pohon, juga berarti keturunan, asal-usul atau silsilah. Orang yang sudah lama
berhubungan dengan ilmu sejarah, termasuk mereka yang mempelajarinya dengan
agak mendalam, arti kata syajarah tidak
sama dengan kata sejarah, akan tetapi kedua perkataan itu berhubungan satu dengan yang lain.
Sejarah
bukan hanya berarti pohon, dalam arti “pohon keluarga" juga tidak hanya
berarti keturunan, asal-usul dan silsilah. Walaupun demikian, kalau kita
mempelajari sejarah, sekurang-kurangnya kita tentu mempelajari keturunan,
asal-usul dan silsilah (syajarah an-nasab).
Sepintas lalu telah kita ikuti
arti kata sejarah ditinjau dari sudut etimologi, yang menggambarkan sifat
seperti pohon kayu. Namun demikian bukanlah dimaksudkan bahwa sejarah itu
secara biologis; tumbuh, berkembang, berbuah atau tidak dan akhirnya mati,
benar-benar bagaikan pohon kayu. Sejarah memang tumbuh hidup, berkembang dan
bergerak terus dan akan berjalan terus tiada hentinya sepanjang masa.
Di samping kata sejarah, kita
ketahui sejumlah kata dalam bahasa Arab yang artinya hampir sama. Kata silsilah
umpamanya menunjuk pada keluarga atau nenek moyang. Kata “riwayat" atau “hikayat"
dikaitkan dengan cerita yang diambil dari kehidupan, kadang-kadang lebih
mengenai perseorangan daripada keluarga. Untuk keperluan tertentu sekarang kita
membutuhkan keterangan riwayat hidup. Kata riwayat kurang lebih berarti laporan
atau cerita tentang kejadian. Sedang kata hikayat yang dekat dengan kata sejarah
artinya ialah cerita tentang kehidupan, yaitu yang menjadikan manusia sebagai
objeknya disebut juga biografi (bios = hidup, gravein = menulis). Jika objek cerita kehidupan manusia itu
seseorang, diri sendiri disebut
autobiografi.
Kata
"kisah" dalam bahasa Arab yang sangat umum menunjuk ke masa lampau,
justru yang lebih mengandung arti cerita tentang kejadian yang benar-benar
terjadi pada masa yang lampau, yaitu sejarah. Sedangkan kata “tarikh” yang
menunjukkan tradisi dalam sejarah Islam, seperti tarikh Nabi dan sebagainya,
sebenarnya berasal dari bahasa Turki.
Di dalam bahasa-bahasa Nusantara
ada beberapa kata yang kurang lebih mengandung arti sejarah seperti "babad”,
yang berasal dari bahasa Jawa, tambo yang berasal dari bahasa Minangkabau,
"tutui teteek" bahasa Roti, “pustaka" dan "cerita".
Menurut Pigeaud, kata “babad" berarti “geschiekundig verhaal" atau
cerita sejarah.
Barangkali kata babad ada
hubungannya dengan kata "babad" bahasa Jawa dalam arti
"memangkas". Hasil pembabadan ialah suasana terang, mungkin babad
dalam arti sejarah ini bertugas untuk menerangkan suatu keadaan. Memang dalam
peristiwa tertentu sejarah rakyat kita, mungkin terjadinya pada setiap desa
yang dihuni masyarakat di Pulau Jawa, kemudian ada yang berkembang menjadi kota
atau keraton, mula-mula dimulai dengan jalan membabad hutan.
Agar kita mendapat pengertian
yang lebih luas maka sebagai perbandingan baiklah kita ambil beberapa
terjemahan yang berasal dari bahasa lainnya. Perkataan sejarah dalam bahasa
Belanda ialah "geshciedenis"
(dari kata geschieden terjadi), dalam
bahasa Jerman “geschichte" (dari
kata geschehen terjadi). Sedangkan
dalam bahasa Inggris ialah
"history" (berasal dari
bahasa Yunani “historia” = apa yang diketahui karena penyelidikan) sehingga
hampir berarti "ilmu pengetahuan". Jadi, berhubungan dengan segala
macam peristiwa yang terjadi dalam masyarakat manusia.
1.5 |
Pembatasan
ini pun terasa masih luas sekali meliputi seluruh kehidupan manusia. Memang
sesungguhnya sejarah mencakup setiap bidang yang tidak terbatas. Namun demikian
dapatlah kiranya pembatasan kata manusia itu cukup menjadi pusat penelitian
atau studi. Jadi bukannya kita membicarakan semua makhluk hidup, termasuk hewan
dan tumbuhan, demikian pula bukan membicarakan tentang alam raya dengan segala
isinya.
Demikian beberapa penjelasan
mengenai perkataan sejarah ditinjau dari segi etimologi atau asal kata. Namun
arti dari semua kata tersebut di atas jelas tak satupun yang mendekati apa yang
kita maksudkan dengan kata “sejarah” dewasa ini.
Kebanyakan buku yang
mengungkapkan arti istilah sejarah menyatakan bahwa arti istilah “sejarah”
tergantung pada pemikiran barat. Kata Inggris history (sejarah) berasal dari kata benda dalam bahasa Yunani Kuno historia (baca: istoria) yang kurang lebih berarti “belajar" dengan cara “bertanya-tanya".
Dalam penggunaannya oleh filsuf Yunani Aristoteles, historia berarti pertelaan
sistematis mengenai seperangkat gejala alam, tanpa mempersoalkan susunan
kronologis.
Hal itu masih tetap hidup dalam
bahasa Inggris dalam sebutan "natural
history" atau dalam bahasa
Belanda "natuurlijke historie”. Akan
tetapi dalam perkembangan zaman, kata
Latin yang sama artinya, yakni “scienteia"
lebih sering dipergunakan untuk menyebutkan pertelaan sistematis nonkronologis
mengenai gejala alam. Sedangkan kata “historia"
biasanya diperuntukkan bagi pertelaan mengenai gejala-gejala (terutama hal
ihwal manusia) dalam urutan kronologis, demikian menurut Henry Berr dan Lucien
Febvre.
Menurut arti yang paling umum,
kata historia berarti sesuatu yang telah terjadi. Bandingkan dengan kata Jerman
untuk sejarah, yakni “Geschichte”, yang berasal dari kata “geschehen" yang berarti terjadi. Geschichte adalah sesuatu yang telah terjadi. Dalam bahasa Belanda “geschiedenis" dari kata kerja “geschieden" yang berarti terjadi.
Bahasa Inggris “history" kini
berarti “masa lampau umat manusia".
Melalui
bahasa Latin kata “historia" itu
termasuk ke dalam bahasa-bahasa Eropa lainnya. Misalnya dalam bahasa Perancis
menjadi “histoire" atau “l'histoire", dalam bahasa Inggris “history", dalam bahasa Belanda “historie” dan dalam bahasa Rusia "istorya".
Sejumlah
kata lainnya dari bahasa-bahasa Eropa menunjukkan berbagai arti history bila kita menggunakannya dalam
arti yang umum. Kronika (cronicle),
keturunan (genealogy), tarikh (annals), epik (syair
kepahlawanan), dan sebagainya. Akan tetapi biasanya
arti “sejarah-history” erat hubungannya dengan kata Yunani asli dan
perkembangannya menjadi suatu pengertian di Eropa, khususnya dalam abad ke-18
dan ke-19.
Dalam
bahasa Indonesia juga dipakai kata "historia" sebagai padanan kata
sejarah.
Dengan renungan sebentar kiranya
telah dapat kita sadari, bahwa dengan artian ini sejarah tidak dapat
direkonstruksi. Masa lampau manusia sebagian besar tidak dapat ditampilkan
kembali. Bahkan mereka yang dikaruniai ingatan tajam sekalipun tidak akan dapat
menyusun kembali masa lampaunya karena dalam hidup semua orang pastilah ada
peristiwa, orang, kata-kata, pikiran-pikiran, tempat-tempat, bayangan-bayangan
yang ketika terjadi sama sekali tidak menimbulkan kesan atau yang telah
dilupakan. Lebih dari itu, pengalaman suatu generasi yang telah lama mati yang
sebagian besar di antara anggota keluarganya!a tidak meninggalkan atau jika pun
ada tidak pernah sampai ke tangan sejarawan, tidak mungkin diingat kembali
secara lengkap. Dengan demikian rekonstruksi masa lampau umat manusia secara
keseluruhan, meskipun menjadi tujuan sejarawan, merupakan suatu tujuan yang
sepenuhnya mereka sadari tidak akan mungkin mereka capai (Gottschalk, 1975:
27).
Dari
penelusuran kata-kata dari arti kata sejarah tersebut dapatlah kita simpulkan
bahwa kata sejarah dipergunakan sebagai perkataan dalam bahasa kita sehari-hari
dan istilah ilmu pengetahuan. Sejarah berarti cerita atau kejadian atau
peristiwa yang benar-benar terjadi atau berlangsung pada waktu yang lalu.
2. Definisi
dan Rumusan Sejarah
Definisi adalah pernyataan secara eksplisit tentang
konotasi suatu istilah.
Konotasi itu sendiri atas
atribut-atribut pokok dari istilah itu. Jadi, definisi adalah pernyataan secara
eksplisit tentang atribut itu.
Biasanya setiap pengantar dalam
ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri dikemukakan terlebih dahulu batasan atau
definisinya, sebelum membicarakan pokok-pokok persoalan yang tercakup dalam
bidang ilmu tersebut. Ringkasannya dapatlah kita ambil kesimpulan, bahwa
batasan atau definisi ialah suatu pernyataan tentang sistem pemikiran yang
teratur dalam taraf keilmuan.
Bagaimana definisi sejarah itu?
1.7 |
Kalau kita pelajari buku-buku
tentang sejarah, ternyata kita dapat bermacam-macam definisi sejarah. Baik
persoalan mengenai kedudukannya, apakah termasuk ilmu, seni, maupun masalah isi
dan luasnya, serta segala persoalan yang timbul tentang arti makna dan hakikat
yang terkandung di dalam sejarah. Meskipun pada garis besarnya
definisi-definisi itu terdapat persamaan pengertian, yakni sejarah dalam
membicarakan kejadian-kejadian pada manusia pada masa lalu, namun tidak sedikit
pula terdapat perbedaan-perbedaannya. Hal ini disebabkan karena luasnya bidang
ilmu sejarah, tekanan (stressing)
yang diberikan dari bagian definisi itu, juga tergantung dari sudut masa
sejarah itu ditinjau. Akibatnya ialah timbulnya spesialisasi dari disiplin
sejarah yang berupa cabang-cabang atau ranting-ranting yang lebih khusus.
Definisi sejarah menurut Edward Hallet Carr ialah
sebagai berikut.
"History
is a continuous process of interaction between the historian and his facts, an unending dialogue between the
present and the past." (Carr, 1982:30)
(Sejarah
ialah suatu proses interaksi serba terus antara sejarawan dengan fakta-fakta
yang ada padanya; suatu dialog tiada henti-hentinya antara masa sekarang dengan
masa silam).
Sedangkan menurut Robert V.
Daniels dengan singkat dikatakan, bahwa: “History
is the memory of human group experience." (Sejarah ialah kenangan pengalaman umat manusia).
Dalam pada itu James Banks menyatakan bahwa "All
past event is history (History as actuality!). History can help students to understand human behaviour in the past, present
and future. (New goals for historical studies).” Artinya, bahwa semua
peristiwa masa yang lampau adalah
sejarah (sejarah sebagai kenyataan!). Sejarah dapat membantu para siswa untuk
memahami perilaku manusia pada masa yang lampau, masa sekarang dan masa yang
akan datang (tujuan-tujuan baru pendidikan sejarah).
Selanjutnya
dapatlah kita telaah rumusan sejarah menurut Muhammad Yamin yang berbunyi
sebagai berikut. "Sejarah ialah ilmu pengetahuan dengan umumnya yang
berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian
dalam masyarakat manusia pada waktu yang lampau, yaitu susunan hasil
penyelidikan bahan-bahan tulisan atau tanda-tanda yang lain (Yamin, 1957: 4).
Selanjutnya dikemukakan, bahwa
menurut rumusan tersebut di atas memiliki sembilan sendi sejarah sebagai ilmu,
yaitu:
a.
Ilmu
pengetahuan: Sendi pertama menyatakan bahwa yang dimaksud dengan istilah
sejarah ialah suatu ilmu pengetahuan sebagai pertumbuhan hikmah kebijaksanaan
(rasionalisme) manusia. Dengan perkataan lain sejarah itu adalah suatu sistem
ilmu pengetahuan, yakni sebagai daya cipta manusia untuk mencapai hasrat ingin
tahu serta perumusan sejumlah pendapat yang tersusun sekitar suatu keseluruhan
masalah. Dan sehubungan dengan ini tak dapat dilepaskan sifatnya sebagai ilmu
mengenai berlakunya hukum sebab dan akibat atau kausalitas.
b.
Hasil
penyelidikan: Sejarah sebagai cabang ilmu pengetahuan disusun menurut
hasil-hasil penyelidikan (investigation,
research) yang dilakukan dalam masyarakat manusia. Jadi, penyelidikan
adalah penyaluran hasrat ingin tahu oleh manusia dalam taraf keilmuan.
Penyaluran sampai ada sebab bagi setiap akibat, bahwa setiap gejala yang tampak
dapat dicari penjelasannya secara ilmiah.
c.
Bahan
penyelidikan: Ilmu sejarah ialah hasil penyelidikan dengan mempergunakan bahan
penyelidikan sebagai benda kenyataan. Semuanya disebut sejarah, baik berupa
benda, dokumen tertulis maupun tradisi lisan.
d.
Cerita:
Sendi cerita yang berisi pelaporan tentang kejadian dalam zaman yang lampau.
Untuk membedakan dengan cerita biasa atau dongeng, sejarah dalam pengertian
ilmiah harus menunjukkan hubungan antara satu gejala dengan gejala yang lain
secara kronologis. Cerita adalah anasir subjektif, tetapi anasir ini
menghubungkan dengan bahan sejarah yang objektif secara rapih.
e.
Kejadian:
Yang diselidiki atau diriwayatkan dalam pengertian sejarah ialah kejadian dalam
masyarakat manusia di zaman yang lampau. Kejadian itu meliputi sekumpulan
masyarakat dan keadaan-keadaan yang berpengaruh. Semuanya itu ialah objek
sejarah yang harus diseleksi. Kejadian ialah hal yang terjadi. Muhammad Yamin
menyatakan bahwa rangkaian kejadian itu adalah hubungan timbal balik satu sama
lain, ada kausalitasnya.
f.
Masyarakat
manusia: Kejadian di zaman yang lampau itu berlaku dalam masyarakat manusia,
yakni gejala, perbuatan dan keadaan masyarakat manusia dalam ruang dan waktu
yang menjadi objek sejarah.
1.9 |
Muhammad Yamin dalam hal ini
lebih menegaskan pembatasannya dengan mengutip ucapan Ernst Bernheim: “Nur der mensch ist object der Geschiktswissenscheft." (Hanya
yang berkaitan dengan manusialah yang
menjadi objek studi ilmu pengetahuan sejarah). Dengan penjelasan singkat
jelaslah kiranya bahwa manusialah yang menjadi titik pusat sejarah. Manusia
sebagai makhluk sosio budaya di samping menjadi subjek sejarah, sebaliknya juga
menjadi objek sejarah.
g.
Waktu
yang lampau: Sejarah menyelidiki kejadian-kejadian di zaman atau waktu yang
lampau. Sedangkan gejala-gejala masyarakat pada waktu sekarang dan ditinjau
kemungkinan pada waktu yang akan datang menjadi bidang objek ilmu politik.
Jikalau batas-batas waktu dalam tiga babakan dahulu, kini dan nanti kita
kehilangan maka sang waktu menjadi tidak berpangkal dan tidak berujung.
h.
Begitulah
penentuan waktu itu penting sebagai batas tinjauan dan ruang gerak kita guna
memudahkan pemahaman masalah bagaikan pancang-pancang dalam perjalanan sejarah.
i.
Tanggal
atau tarikh: Waktu yang telah lampau adalah demikian jauh dan lamanya sehingga
sukar mengirakannya, apabila sang waktu itu bermula atau berpangkal.
j.
Masa
lampau itu tidak pernah putus dari rangkaian masa kini dan masa nanti sehingga
waktu dalam perjalanan sejarah adalah satu kontinuitas. Oleh karena itulah maka
untuk memudahkan ingatan manusia dalam mempelajari sejarah perlu ditentukan
batas awal dan akhirnya setiap babakan dengan kesatuan waktu sebagai penunjuk
kejadian: tahun, bulan, tanggal/hari, jam dan detik, windu, dasawarsa atau
dekade, abad, milenium ataupun usia relatif.
k.
Penafsiran
atau syarat khusus: Penyelidikan sejarah secara ilmiah dibatasi oleh cara
meninjau yang dinamakan juga menafsirkan keadaan-- keadaan yang telah berlalu.
Cara menafsirkan itu kita namakan tafsiran atau interpretasi sejarah, yang
menentukan warna atau corak sejarah manakah atau apakah yang terbentuk sebagai
hasil penyelidikan yang telah dilakukan, misalnya Sejarah Dunia, Sejarah
Nasional, Sejarah Politik, Sejarah Ekonomi, Sejarah Kebudayaan, Sejarah
Kesenian, Sejarah Pendidikan, dan sebagainya. Selain itu ideologi atau paham
tertentu dapat menentukan corak sejarah misalnya: penafsiran sejarah menurut
paham liberalisme, paham marxisme dan menurut paham Pancasila. Cara penafsiran
sejarah dari sudut pandangan ilmu tertentu
1.10 ILMU SEJARAH DALAM PIPS l
atau ideologi tertentu itu merupakan syarat khusus
dalam rangkaian sendi sejarah.
Demikianlah
syarat-syarat atau sembilan sendi yang merupakan kerangka dan isi pokok yang
membentuk pengertian sejarah sebagai ilmu pengetahuan menurut rumusan dan
penjelasan Muhammad Yamin.
Selanjutnya
Muhammad Yamin dalam uraiannya membedakan rumusan sejarah dengan definisi
sejarah. Rumusan (formula) berkalimat panjang, sedangkan dalil atau definisi
jauh lebih ringkas.
Dengan
tidak mengadakan perubahan tentang jumlah sembilan sendi ilmu sejarah seperti
yang telah diuraikan di atas, Muhammad Yamin memberikan definisi atau dalil
sejarah yang berbunyi demikian:
Sejarah
ialah bentukan rohani, tempat sesuatu kebudayaan mempertenggangkan zaman yang
lampau.
Dinyatakan
oleh beliau selanjutnya, bahwa dalil dari J. Huizenga, yang berbunyi dalam
bahasa Belanda: “Geschiedenis is de
geestelijke vorm, waarin een cultuur
zich rekenschep geeft van haar verleden."
Definisi atau dalil yang ringkas
itu menurut Muhammad Yamin sama isi dan maksudnya dengan yang panjang sehingga
sendi-sendi dalam rumusan yang sembilan jumlahnya itu dapat dibagi-bagi dan
dimasukkan ke dalam empat bagian dalil atau definisi yang kira-kira dapat kami
lukiskan sebagai berikut.
Bagian-bagian dalil Sendi-sendi
rumusan
1) ilmu pengetahuan
a. bentukan rohani
2) penafsiran (syarat khusus)
3) hasil penyelidikan
b.
mempertenggangkan
4) bahan penyelidikan
5) cerita
c. sesuatu kebudayaan
6) masyarakat manusia
1.11 |
|
|
|
7) |
kejadian |
|
|
|
||
d. zaman yang lampau |
|
8) |
tanggal atau tarikh |
|
|
||||
|
|
|
9) waktu yang lampau |
Jadi,
sistematika dan isi dalil atau definisi dan rumusan adalah sama. Walaupun dalil
atau definisi jauh lebih ringkas daripada kalimat rumusan, tetapi karena ringkasnya
itu dalam beberapa hal lalu meliputi isi yang lebih umum dan lebih lanjut.
Dari uraian yang panjang tentang
arti kata dan istilah sejarah dapatlah kita ambil intisari maknanya bahwa
sejarah itu adalah suatu pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi dalam
masyarakat manusia pada waktu yang telah lampau sesuai dengan rangkaian
kausalitasnya serta proses perkembangannya dalam segala aspeknya yang berguna
sebagai pengalaman untuk dijadikan pedoman kehidupan manusia masa sekarang
serta arah cita-cita pada masa yang akan datang.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di
atas, kerjakanlah latihan berikut!
1)
Kesimpulan
apakah yang dapat Anda tarik dari berbagai kata dan istilah dalam bahasa kita
maupun bahasa asing yang berkaitan dengan sejarah?
2)
Coba Anda
bandingkan definisi sejarah menurut Muhammad Yamin dan menurut J. Huizenga!
Tunjukkan unsur kesamaan dan unsur perbedaannya!
3)
Menurut
para ahli sejarah sekurang-kurangnya ada tiga konsep sejarah. Sebutkan ketiga
konsep tersebut dan apa perbedaannya satu sama lain! Berilah masing-masing satu
contoh!
4)
Berbicara
tentang konsep sejarah sebagai ilmu maka perlu kejelasan mengenai pengertian
dan kriteria ilmu. Apakah kriteria-kriteria tersebut dapat dipenuhi?
5)
Objek
studi sejarah adalah segala peristiwa yang terjadi pada masa lampau, baik yang
bersifat alamiah maupun insaniah. Karena demikian luas dan hampir tak
terbatasnya materi sejarah maka batasan apa yang telah disepakati untuk
menentukan ruang lingkup ilmu sejarah?
1.12 ILMU SEJARAH DALAM PIPS l
Petunjuk Jawaban Latihan
1)
Silakan
Anda baca kembali uraian tentang asal kata, arti kata dan istilah sejarah dalam
Kegiatan Belajar 1, butir 1.
2)
Perhatikan
dan telaah isi skema bagian-bagian dalil sendi-sendi sejarah.
3)
Silakah
baca lagi tentang konsep sejarah dalam Kegiatan Belajar 1, butir 3 dan Bagan
Konsep Sejarah.
4)
Inventarisasikan
kriteria ilmu dari uraian tentang definisi dan kriteria
ilmu pada butir 4 Kegiatan Belajar 1.
5)
Perlu
pula ditentukan kriteria sehingga dapat ditegaskan cakupan objek sejarah
seperti diuraikan dalam Kegiatan Belajar 1, butir 5.
RANGKUMAN
Kata sejarah berasal dari bahasa
Arab “syajaratun” (baca: syajarah)
yang berarti pohon kayu. Kata sejarah dipergunakan dalam bahasa Indonesia
sehari-hari dan terpilih menjadi istilah. Mungkin makna yang terkandung dalam
pengertian pohon itu melambangkan adanya kejadian, pertumbuhan, dan terutama
perubahan dan perkembangan (karena hakikat sejarah ialah perubahan) yang
mengilhami bangsa kita untuk menggunakan istilah sejarah. Sedangkan dalam
bahasa Inggris atau Prancis apa yang dimaksud dengan sejarah dipergunakan
istilah history dan l’historie yang diambil dari bahasa
Yunani “historia”, berarti inquiry
atau yang diketahui karena penyelidikan; jadi hampir sama dengan ilmu
pengetahuan, yang bercirikan kronologis, yang membedakan dengan scientiea yang bercirikan nonkronologis.
Secara ringkas dapatlah kita nyatakan
bahwa kata dan istilah sejarah berarti cerita atau kisah, kejadian atau
peristiwa dan studi atau ilmu pengetahuan tentang cerita yang benar-benar telah
terjadi atau berlangsung pada waktu yang lalu.
1.13 |
TES
FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1)
Istilah
sejarah dalam bahasa Yunani "historia", baik arti maupun pemakaiannya
ialah mengenai pertelaan sistematis tentang gejala-gejala yang menyangkut
manusia, yaitu ….
A.
pertelaan
sistematis tentang penyelidikan
B.
pertelaan
sistematis tentang sistem pengetahuan (logos)
C.
pertelaan
sistematis menurut aturan kronologis
D.
pertelaan
sistematis nonkronologis
2)
Dari
beberapa kata yang tercantum di bawah ini yang identik dan mendekati artinya
dengan istilah sejarah ialah kata ….
A.
riwayat
B.
hikayat
C.
cerita
D.
silsilah
3)
"History
is the memory of human group experience”, demikianlah definisi sejarah menurut
….
A.
James
Bank
B.
Robert V.
Daniels
C.
Edward
Hallet Carr
D.
J.
Huizenga
4)
Perbedaan
pokok antara disiplin ilmu yang satu dengan lainnya selain ditentukan oleh
perbedaan objek dan metodenya juga oleh ….
A.
sistematika
B.
metode
C.
interpretasi
D.
pokok
persoalan tersendiri (focus of interest)
1.14 ILMU SEJARAH DALAM PIPS l
5)
Karena
demikian luas dan hampir tak terbatasnya materi yang menjadi objek studi
sejarah maka salah satu prinsip yang dipergunakan dalam penyusunan sejarah
ialah ….
A.
seleksi
B.
kronologis
C.
kategorisasi
D.
akumulasi
6)
Unsur
waktu sangat penting dalam sejarah dalam arti waktu kontinu (kelangsungan),
namun demikian konsep waktu dalam sejarah ialah ….
A.
waktu
berlalu
B.
waktu
yang lalu
C.
waktu
sekarang
D.
waktu
yang akan datang
7)
Menurut
Muhammad Yamin bahwa sendi penafsiran (interpretasi) adalah penting juga dalam
menentukan corak sejarah karena tanpa penafsiran maka sejarah menjadi
benar-benar ….
A.
objektif
B.
tak
bermakna
C.
bukan
ilmu
D.
tidak
menarik
8)
Sebenarnya
hanyalah manusia yang memiliki kesadaran sejarah, yang disebut dalam bahasa
Yunani dengan istilah ….
A.
zoon politikon
B.
zoon historikon
C.
homo sapiens
D.
homo artis creator
9)
Menurut
para ahli ilmu-ilmu sosial, bahwa komunitas dan perubahan kebudayaan termasuk
konsep-konsep sosiologi dan antropologi, jadi yang menjadi konsep utama sejarah
ialah ….
A.
kelangsungan
B.
komunitas
C.
kebudayaan
D.
perubahan
1.15 |
10)
Ciri-ciri
suatu pengetahuan ilmiah ialah suatu susunan pengetahuan (a body knowledge) yang
diperoleh sebagai hasil penelitian atau
kajian (research, study) suatu persoalan
(subject matter) menurut cara
(method) tertentu dengan mengikuti seperangkat asas-asas yang dijadikan
pegangan (guiding principles),
demikian menurut ….
A.
R.G.
Collingwood
B.
H.G.
Wells
C.
W.H. Wals
D.
Patrick
Gardiner
Cocokkanlah jawaban Anda dengan
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah
jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat
penguasaan = |
|
100% |
|
||
|
Jumlah Soal |
Arti tingkat penguasaan: 90 -
100% = baik sekali 80 - 89% = baik
70 - 79%
= cukup
< 70%
= kurang
Apabila
mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan
Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika
masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama
bagian yang belum dikuasai.
1.16 ILMU SEJARAH DALAM PIPS l
Kegiatan Belajar
2
Konsep Sejarah
B
erpangkal dari arti istilah sejarah seperti yang
telah diuraikan di muka, para ahli sejarah sepakat bahwa
ada tiga komponen pengertian atau konsep sejarah yang berbeda namun berkaitan
satu sama lain.
A. SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA
Sejarah
sebagai peristiwa ialah kejadian, kenyataan, aktualitas, sejarah in concreto
atau an sich yang sebenarnya
telah terjadi atau berlangsung pada waktu
yang lalu; sejarah sebagai res gestae
atau menurut Mohammad Ali disebut sejarah-serba
objek.
Sebagai contoh yang diungkapkan
secara umum dalam bahasa sehari-hari, misalnya: ”Pada tanggal 14 Agustus 1945
Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu Amerika dan kawan-kawannya”. Contoh
lain misalnya “Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh Soekarno-Hatta
atas nama bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan
Timur No. 56 Jakarta”. Itulah contoh konsep atau pengertian yang dimaksud
sejarah sebagai peristiwa.
Peristiwa atau kejadian ada yang
bersifat alamiah, misalnya gunung meletus, banjir, kemarau panjang, gerhana
matahari dan sebagainya. Selain itu ada peristiwa yang bersifat insaniah, yakni
berkaitan dengan manusia, baik angan-angan, gagasan, pikiran, sikap, perilaku,
tindakan dan hasil karya manusia, baik yang bersifat materiil maupun spiritual
yakni kebudayaan. Sejarah sebagai peristiwa menyangkut peran manusia baik
sebagai objek maupun sebagai subjek pelaku dalam peristiwa sejarah dalam
dimensi waktu dan ruang, yakni kurun waktu dan lingkungan alamnya.
Apakah yang kita namakan
peristiwa atau kejadian? Secara mudah kejadian adalah hal yang terjadi. Lalu
kita bertanya lagi: “Apakah yang terjadi?” Terhadap pertanyaan ini banyak
sekali jawaban yang dapat kita berikan. Apakah yang terjadi di planet bumi kita
ini?
Menurut para pakar ilmu
pengetahuan, bumi kita ini terjadi atau dijadikan. Demikianlah pula
tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia yang hidup di atas permukaan bumi. Untuk
dapat hidup langsung manusia bergaul dengan sesamanya, membuat
perkakas-perkakas, menjinakkan hewan dan
1.17 |
memelihara tumbuh-tumbuhan. Itu
semuanya adalah perbuatan yang harus kita golongkan ke dalam kejadian juga.
Kesimpulannya,
apa saja yang terjadi dan terbentuk dalam masa yang lampau adalah kejadian.
Semua kejadian terutama yang menyangkut kehidupan manusia termasuk perbincangan
sejarah.
Dengan demikian tidak
terhitunglah jumlah kejadian di masa yang lampau itu. Anda dapat membayangkan
berapa jumlah kejadian-kejadian di bumi ini, sejak bumi diciptakan hingga
sedetik yang lalu. Jumlah kejadian-kejadian itu akan lebih besar lagi bila kita
ketahui, bahwa yang dimaksud dengan kejadian itu bukan saja hal-hal yang dapat
ditangkap dengan pancaindra manusia, tetapi juga apa saja yang pernah
dicita-citakan manusia atau yang ditakutinya.
Kejadian-kejadian di masa lampau
itu walaupun sudah tidak ada lagi, kesan-kesannya (untuk sebagian atau seluruhnya)
tinggal membekas pada ingatan manusia, tetapi ingatan manusia terbatas, manusia
pada umumnya tidak dapat mengingat-ingat seluruh kejadian yang dialaminya dan
tidak selamanya ia dapat mengingat satu kejadian saja secara lengkap. Maka dari
itu banyaklah kejadian-kejadian di masa lampau yang ”hilang” dan di antaranya
yang “hilang” itu sebagian besar belum dapat ditemukan kembali.
Apalagi pada waktu manusia belum
mengenal tulisan, banyak sekali kejadian-kejadian yang berlalu tanpa berkesan.
Memang kejadian-kejadian yang penting ada yang disampaikan kepada anak cucu
melalui cerita-cerita dan dongeng-dongeng oleh orang-orang yang mengalaminya.
Tetapi kebenaran dongeng-dongeng dan
cerita-cerita itu banyak yang harus kita sangsikan. Sebab, di dalam dongeng-dongeng
dan cerita-cerita itu sering ditambahkan hal-hal yang digemari oleh orang yang
bercerita, sedangkan hal-hal yang kurang disenangi tidak disebutkan sama
sekali. Akibatnya sering terjadi bahwa satu dongeng atau cerita yang asli
menjadi berbagai cerita atau dongeng-dongeng yang tidak sama satu dengan yang
lainnya.
Zaman ketika manusia belum
mengenal tulisan, dalam bahasa Sansekerta dinamakan zaman Nirleka (nir = tidak, leka = aksara). Pada masa prasejarah,
apa-apa yang pernah dikerjakan manusia dapat juga kita ketahui.
Perkakas-perkakas yang mereka tinggalkan dan juga dapat juga kita temukan
kembali, kita pakai sebagai bukti untuk menunjukkan kepandaian mereka. Kubur
batu, punden berundak-undak, arca-arca atau patung-patung yang mereka buat,
membuktikan bahwa mereka buat, membuktikan bahwa mereka sudah mempunyai
kebudayaan dan kepercayaan kepada dewa-dewa dan Tuhan.
1.18 ILMU SEJARAH DALAM PIPS l
Tetapi bukti-bukti yang jelas yang dapat
menunjukkan kejadian-kejadian itu secara tepat baik mengenai tempat, waktu dan
ujudnya belum kita dapati dalam zaman prasejarah.
Karena
seorang guru yang mengajarkan tidak menyaksikan sendiri kejadian-kejadian yang
diterangkannya, ia harus dapat menunjukkan sumber-sumber di mana
keterangan-keterangannya itu didapatkannya. Hal itu perlu sekali sebagai
pegangan apakah kejadian-kejadian yang dijelaskannya dapat dipertanggung
jawabkan atau tidak.
Untuk menggambarkan atau
menghidupkan kembali suasana masa lampau, kita harus mempergunakan
kejadian-kejadian yang terdapat pada masa lampau. Kejadian-kejadian itu tidak
semuanya kita ketahui dan tidak semuanya kita perlukan guna mencapai maksud
kita. Di antara kejadian-kejadian yang jumlahnya tidak terhingga itu harus kita
pilih, mana-mana yang dapat kita pakai. Memilih kejadian-kejadian untuk dipakai
guna menyusun cerita sejarah, kita namakan seleksi.
Penting atau tidaknya suatu
kejadian untuk dimasukkan ke dalam cerita sejarah, bergantung kepada yang
menyusun cerita sejarah itu. Maka dari itu gambaran masa lampau tidak sama. Kalau
kita perhatikan isi buku-buku sejarah yang kita pelajari, satu kejadian
mempunyai arti berbeda-beda bagi orang-orang yang mempunyai perbedaan
pendirian.
Karena kegiatan
penelitian-penelitian sejarah, jumlah kejadian-kejadian yang ditemukan kembali
semakin bertambah banyak. Hal ini menyebabkan tanggapan kita tentang masa yang
lampau itu. Satu kejadian yang semula belum kita ketahui kita sisipkan di
antara kejadian-kejadian lain yang ada hubungannya, akan mengubah sebagian satu
sama sekali gambaran kita tentang masa lampau di mana kejadian-kejadian itu
berlangsung.
Demikian pula kalau satu kejadian
tidak disebutkan di dalam suatu rangkaian kejadian-kejadian, semangat cerita
sejarahnya akan berubah. Hal semacam ini sering kali terjadi berdasarkan
maksud-maksud tertentu dari penyusunnya. Dalam hal ini cerita sejarah mempunyai
persamaan dengan dongeng-dongeng, hanya dengan perbedaan bahwa dongeng-dongeng
itu tidak menyebutkan sumber-sumbernya. Kalau kita mempelajari
kejadian-kejadian. Kembali kepada soal tulisan, tulisan adalah alat yang
diciptakan manusia untuk menyatakan pikirannya. Berbeda dengan ucapan, tulisan
itu dapat bertahan jauh lebih lama. Apalagi kalau tulisan itu dicantumkan pada
bahan yang sangat tahan terhadap kekuatan alam dan masa. Dengan tulisan orang
dapat mencatat pengalaman-pengalamannya. Kalau kita menemukan
1.19 |
kembali catatan-catatan itu, kita
akan lebih mengetahui tentang apa sebenarnya yang dialami manusia di masa yang
lampau.
Kalau kita perhatikan
pendapat-pendapat di atas maka tulisan itu menolong manusia dalam
mengingat-ingat. Manusia dengan ingatannya yang terbatas, dapat menyimpan
kejadian-kejadian yang dialaminya di dalam tulisan. Dalam sejarah dengan
sendirinya tulisan menduduki tempat yang penting. Dalam arti yang sempit
sejarah juga berarti zaman ketika manusia
telah mengenal tulisan.
Kejadian-kejadian pada waktu yang lampau tidak dapat disangsikan lagi. Maka dari itu ada orang yang mengatakan,
bahwa sejarah yang sebenarnya itu tidak ada. Yang tinggal hanya catatan-catatan
atau cerita-cerita (lisan atau tulisan) tentang kejadian-kejadian itu. Jadi
sukarlah bagi kita untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah dalam
menelaah peristiwa-peristiwa yang terjadi pada waktu yang lampau.
Kejadian-kejadian pada waktu yang
lampau itu begitu banyaknya sehingga tidak mungkin kita mengetahui dan
mempelajari seluruhnya. Seluruh waktu hidup kita, tidak cukup untuk menguasai
itu semua. Kejadian-kejadian yang kita pelajari dalam sejarah pada pokoknya
hanya meliputi kejadian-kejadian yang penting saja. Kejadian-kejadian yang
mempunyai arti bagi kemanusiaan.
Kejadian-kejadian yang kita
pelajari bukanlah kejadian-kejadian yang berdiri sendiri-sendiri. Kita hanya
mempelajari rentetan-rentetan tahun saja. Kita harus mencari hubungan atau
menghubungkan kejadian satu dengan kejadian yang lain, kalau hubungan itu ada.
Ada atau tidaknya hubungan antarkejadian itu bergantung pada hasil penyelidikan
atau kepada perbendaharaan ilmu pengetahuan kita.
Kejadian di dalam sejarah,
kejadian itu harus disusun secara teratur. Biasanya kejadian yang lebih dahulu
terjadi ditaruh di muka, sedangkan kejadian yang menyusul diletakkan di
belakangnya. Dengan demikian bukan saja kita mendapatkan rangkaian
kejadian-kejadian yang teratur menurut waktu (dalam bahasa asingnya chronologis atau chronografis), tetapi kejadian-kejadian itu juga menunjukkan kepada
kita ke arah mana sejarah menuju. Selanjutnya kita juga dapat mengambil
kesimpulan, bahwa kejadian yang terakhir akan lebih jelas bagi kita ketahui
terlebih dahulu kejadian-kejadian sebelumnya.
Kejadian-kejadian pada masa yang
lampau sebagian ada yang menarik perhatian kita dan ada yang tidak. Menarik
atau tidaknya suatu kejadian itu bergantung pada keyakinan dan sikap seseorang
memandangnya. Hal ini
1.20 ILMU SEJARAH DALAM PIPS l
nampak jelas di dalam buku-buku
sejarah. Seorang penulis sejarah akan menumpahkan segala pengetahuannya dan
kepandaiannya terhadap suatu kejadian yang menarik minatnya dengan uraian
sejelas-jelasnya. Sebaliknya ia hanya mempergunakan sebagai uraian sebaris atau
dua baris kalimat saja untuk menerangkan peristiwa-peristiwa yang tidak menarik
perhatiannya.
Karena itu perlu kita tekankan,
bahwa kejadian adalah kejadian. Setelah ia berlangsung itu tidak bisa dianggap tidak
pernah terjadi. Tetapi dari kejadian itu berbeda-beda dan dapat berubah-ubah.
Berbeda menurut orang yang meninjaunya, orang yang mengalaminya sendiri,
menyaksikan serta dapat berubah menurut kemajuan berpikir kita sebagai manusia.
Hal ini akan dijelaskan dalam uraian sejarah
sebagai kisah atau cerita.
B. SEJARAH SEBAGAI KISAH
Sejarah sebagai kisah ialah
cerita berupa narasi yang disusun dari memori, kesan atau tafsiran manusia
terhadap kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi atau berlangsung pada
waktu yang lampau, yaitu sejarah sebagai rerum
gestarum atau menurut Moh. Ali disebut sejarah serba subjek.
Bagi orang kebanyakan sejarah
yang kita kenal sehari-hari itu adalah sejarah sebagai cerita. Secara tertulis
cerita sejarah itu dapat kita baca dalam buku-buku sejarah, majalah-majalah dan
surat-surat kabar. Sejarah lisan kita dapat mendengarnya dalam narasi, ceramah,
percakapan-percakapan, penyajian pelajaran sejarah di sekolah-sekolah atau
kuliah-kuliah di perguruan tinggi dan dari siaran radio atau TV. Juga kita
dapat menyaksikan dalam sandiwara dan film.
Karena sejarah itu suatu cerita,
sifatnya bergantung kepada siapa yang menceritakannya. Yang bercerita adalah
manusia dan tiap manusia memiliki kepribadian yang beraneka ragam. Pencerminan
kepribadian manusia itu nampak jelas pada buku-buku sejarah yang disusunnya.
Kita di sini tidak dapat menyebutkan semua sifat atau tabiat manusia. Yang akan
kita temukan di sini hanyalah sifat-sifat yang mempengaruhinya dalam ia
menyusun cerita sejarah, seperti keadaan pribadinya, cita-cita dan
pergaulannya, perbendaharaan pengetahuannya di dalam sejarah dan lingkungannya.
Tiap orang yang akan menyusun
cerita sejarah biasanya berpendirian agar ceritanya itu benar-benar dapat
dipercayai dan objektif, tetapi setelah ia mulai dengan pekerjaannya, mau tidak
mau ia dipengaruhi oleh sifat-sifatnya.
1.21 |
Setelah kita selesai membaca
karya tulisan secara teliti, kita akan dapat menerka bagaimanakah kira-kira
keadaan si penyusun. Siswa yang agak dewasa tentu akan mengenal kepribadian
gurunya setelah mereka mendapat pelajaran dari guru tersebut untuk beberapa
waktu lamanya.
C. SEJARAH SEBAGAI ILMU
Sejarah sebagai ilmu suatu
susunan pengetahuan (a body of knowledge)
tentang peristiwa dan cerita yang terjadi dalam masyarakat manusia pada masa
lampau yang disusun secara sistematis dan metodis berdasarkan asas-asas,
prosedur dan metode serta teknik ilmiah yang diakui oleh para pakar sejarah.
Sejarah sebagai ilmu mempelajari sejarah sebagai aktualitas dan mengadakan
penelitian serta pengkajian tentang peristiwa dan cerita sejarah.
Sejarah sebagai ilmu ialah suatu
ilmu disiplin cabang pengetahuan tentang masa lalu, yang berusaha menentukan
dan mewariskan pengetahuan mengenai masa lalu suatu masyarakat tertentu.
Sejarah selain mempunyai objek, metode juga mempunyai pokok persoalan serta
pengertian tersendiri. Sejarah sebagai ilmu adalah susunan pengetahuan dalam
suatu sistem tertentu (a body knowledge) yang
disusun menurut sistem metode khusus, dengan
tujuan untuk memperoleh kebenaran tentang sesuatu. Karena yang menentukan
sesuatu pengetahuan itu ilmu atau bukan ilmu, ialah terletak pada metode ilmiah
yang dipergunakan untuk mencari kebenaran atau cara untuk mendekatinya sehingga
sampai pada suatu kebenaran. Seperti yang dikemukakan oleh K. Pearson, bahwa: “The field of science is unlimited, its materials is endless. The unity of science
consists alone in its method, not in its materials.” (Lapangan yang
diteliti oleh ilmu tidak terbatas, bahan-bahan yang diteliti adalah juga tidak ada habis-habisnya. Kesatuan ilmu
hanya berkat metodenya, bukan mengenai bahan-bahan yang diselidikinya).
1.22 ILMU SEJARAH DALAM PIPS l
Bagan 1
Konsep Sejarah
1. Sebagai: Peristiwa |
2. Sebagai: Kisah rerum |
|
resgestae kejadian, |
||
gestarum, kenangan, |
||
aktualitas, kenyataan. |
||
kesan, tafsiran. |
||
|
3. Sebagai: Ilmu susunan pengetahuan berupa cerita tentang kejadian masa lampau
secara sistematis dan metodis
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di
atas, kerjakanlah latihan berikut!
1)
Sejarah
sebagai suatu peristiwa adalah kejadian dalam arti kenyataan yang luas (in sensu lato, in broder sense) yang
mencakup segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan umat manusia serta
lingkungannya. Namun demikian apakah semua kejadian menjadi sejarah? Kejadian
yang bagaimana yang dianggap menjadi sejarah? Apa bedanya antara kejadian (occurance) dan peristiwa (event)?
2)
Sejarah
sebagai kisah (history-as-narative)
adalah berupa cerita atau narasi yang disusun berdasarkan memori, kesan, atau
tafsiran manusia tentang kejadian atau peristiwa pada waktu yang lalu. Apa beda
sejarah, cerita dan dongeng? Anda telah belajar di SLTP dan SMA/SMU dalam
pelajaran bahasa Indonesia dan pelajaran Sejarah. Apakah Anda sudah dapat
membedakan secara jelas?
3)
Sejarah
sebagai ilmu adalah susunan pengetahuan (a
body of knowledge) tentang cerita mengenai peristiwa yang benar-benar
terjadi dalam masyarakat manusia pada masa yang lampau secara sistematis dan
metodis.
1.23 |
Apakah syarat-syarat yang harus dipenuhi agar
pengetahuan sejarah dapat disebut ilmu sejarah? Masalah apa yang dihadapi
tentang kriteria sifat-sifat sejarah sebagai ilmu?
4)
Setiap
disiplin atau cabang ilmu memiliki pokok permasalahan atau isu pokok tersendiri.
Adakah sejarah memiliki permasalahan pokok atau isu pokok tersendiri?
5)
Setelah
Anda pahami konsep sejarah sebagai peristiwa, sebagai kisah dan sebagai ilmu,
dapatkah Anda temukan apa sesungguhnya sejarah itu? Atau dengan perkataan lain
apakah hakikat sejarah itu?
Petunjuk Jawaban Latihan
1)
Sebaiknya
Anda telaah lagi uraian Kegiatan Belajar 2 butir 1. Simpulkan pengertian atau
konsep sejarah sebagai peristiwa dan kriterianya.
2)
Sebaiknya
Anda juga baca kembali Kegiatan Belajar 2 butir 2. Camkan benar konsep sejarah
sebagai peristiwa dengan kriterianya.
3)
Sebaiknya
Anda perdalam lagi Kegiatan Belajar 2 butir 3 dan rumuskan pengertian atau
konsep sejarah sebagai ilmu beserta syarat-syarat dan kriterianya.
4)
Sebaiknya
Anda kaji lagi Kegiatan Belajar 2 butir 3 dan definisi dan rumusan sejarah.
Anda akan dapat menyimpulkan bahwa unsur/saksi utama sejarah adalah dimensi
waktu, yang disusul dimensi ruang dan peristiwa yang berkaitan dengan manusia.
Coba Anda ungkapkan apa yang menjadi masalah atau isu utama dalam upaya manusia
mencari pengetahuan yang benar tentang peristiwa pada waktu yang lalu! Rumuskan
hasil telaah Anda, dalam satu kalimat.
5)
Baca
kembali seluruh uraian dalam modul 1 ini dan selanjutnya Anda pahami benar
rangkumannya. Sesudah itu cari inti sari pengertian, konsep dan hakikat
sejarah. Tuliskanlah dalam satu kalimat.
RANGKUMAN
Para ahli
sejarah sepakat bahwa paling tidak ada tiga konsep sejarah yang dapat dibedakan
satu sama lain akan tetapi berkaitan erat, yakni:
(1) sejarah sebagai peristiwa; (2) sejarah sebagai
kisah, dan (3) sejarah sebagai ilmu.
1.24 ILMU SEJARAH DALAM PIPS l
Sejarah sebagai ilmu memang telah
memiliki persyaratan pokok, yakni objek studi, metode dan pokok permasalahan
serta pengertian-pengertian tersendiri. Isu utama sejarah ialah kesenjangan
waktu (time gap) karena objek studi sejarah adalah peristiwa dalam masyarakat manusia pada masa lampau yang sudah
lewat yang tak mungkin berulang lagi. Karena itu terdapat kesenjangan waktu
bagi kita, khususnya para peneliti sejarah yang hidup sekarang untuk meneliti
masa lalu. Sepertinya tak mungkin.
Dalam hal
ini metode ilmiah sejarah ialah tak lain dari upaya rekonstruksi secara
kritis/analitis dan imajinatif tentang gambaran masa lampau mengenai
peristiwa-peristiwa sejarah yang benar-benar sudah terjadi atau berlangsung
berdasarkan bukti-bukti dan data-data peninggalan dari peristiwa masa lampau
yang disebut sumber sejarah.
Apakah
sejarah sebagai ilmu memenuhi syarat-syarat dan kriteria sifat-sifat ilmu pada
umumnya, tentu memiliki perbedaan dan kekhasannya dalam batas-batas tertentu
yang dapat dipertanggung-jawabkan dalam masyarakat akademik.
TES
FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1)
Para
pakar sejarah sepakat bahwa konsep sejarah itu mencakup tiga hal yang dapat
dibedakan dan berkaitan erat satu sama lain, yakni sebagai berikut, kecuali ....
A.
sejarah
sebagai peristiwa
B.
sejarah
sebagai kisah
C.
sejarah
sebagai ilmu
D.
sejarah
sebagai seni
2)
Sejarah
sebagai ilmu merupakan susunan pengetahuan (a
body of know edge) yang memiliki
syarat-syarat pokok berikut, kecuali ....
A.
objek
studi
B.
metode
C.
tujuan
tersendiri
D.
pokok
permasalahan tersendiri
1.25 |
3)
Kesatuan
tiga unsur/dimensi waktu ruang peristiwa yang berkaitan dengan manusia dalam
sejarah memberi pengertian bahwa ....
A.
sejarah
dibuat oleh manusia
B.
masyarakat
manusia berada di tempat tertentu di dunia
C.
perubahan
adalah hakikat sejarah
D.
sejarah
adalah peristiwa yang terjadi pada kurun waktu tertentu
4)
Unsur
waktu dalam sejarah adalah sangat penting dalam arti kelangsungan dan perubahan
(continuity and change), sedangkan
yang dimaksud waktu menurut sejarah ialah ….
A.
waktu
tertentu
B.
waktu
yang lalu
C.
waktu
berlalu
D.
waktu tak
terhingga
5)
Hakikat
sejarah ialah kelangsungan dan perubahan dalam dimensi waktu, ruang, dan
manusia yang berujud peristiwa yang terjadi pada waktu yang lalu. Karena itu
isu utama dalam penelitian tentang objek studi sejarah adalah mengenai ….
A.
kelangkaan
sumber sejarah
B.
kehandalan
metode dan teknik penelitiannya
C.
kesenjangan
waktu
D.
objektivitas
dan subjektivitas sejarah
6)
Karena
begitu luas dan hampir tak terbatasnya materi yang menjadi objek studi sejarah
maka salah satu prinsip yang dipergunakan dalam penyusunan sejarah ialah ….
A.
kronologis
B.
kategorisasi
C.
akomodasi
D.
seleksi
1.26 ILMU SEJARAH DALAM PIPS l
7)
Perbedaan
pokok antara disiplin ilmu yang satu dengan lainnya selain ditentukan oleh
objek studi dan metodenya juga oleh ….
A.
sistematika
B.
metode
C.
interpretasi
D.
pokok
permasalahan tersendiri
8)
Sejarah
adalah kelangsungan dan perubahan (history
is a continuity and change), demikian
pendapat sejarawan terkenal, yaitu ....
A.
James
Bank
B.
Robert V.
Daniels
C.
Edward
Hallet Carr
D.
I.
Huizenga
9)
Menurut
Muhammad Yamin bahwa sendi penafsiran adalah penting dalam menentukan corak
sejarah karena penafsiran maka sejarah menjadi benar-benar ….
A.
tak
objektif
B.
tak
bermakna
C.
tak
menarik
D.
bukan
ilmu
10)
Sebenarnya
hanya manusialah yang memiliki kesadaran sejarah, yang disebut dalam bahasa
Yunani dengan istilah ….
A.
zoon
historikon
B.
zoon
politikon
C.
homo
artis creator
D.
homo
sapiens
Cocokkanlah
jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat
penguasaan = |
|
100% |
|
||
|
Jumlah Soal |
1.27 |
Arti tingkat penguasaan: 90 -
100% = baik sekali 80 - 89% = baik
70 - 79%
= cukup
<
70% = kurang
Apabila mencapai tingkat
penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda
harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum
dikuasai.
1.28 ILMU SEJARAH DALAM PIPS l
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif 1 |
Tes Formatif 2 |
||
1) |
C |
1) |
D |
2) |
C |
2) |
C |
3) |
B |
3) |
A |
4) |
D |
4) |
B |
5) |
A |
5) |
C |
6) |
B |
6) |
D |
7) |
B |
7) |
D |
8) |
B |
8) |
C |
9) |
D |
9) |
B |
10) C |
10) A |
1.29 |
Daftar Pustaka
Berr, Henry and Febre, Lucen (1959). Encyclopedia
of the Social Sciences.
New York: The MacMillan Company.
Burton, William L. A Manual for
History Teachers. Springfield, Illionis.
Gazalba, Sidi (1966). Pengantar
Sejarah sebagai Ilmu. Jakarta: Bharata.
Gottschalk,
Louis (1975). Mengerti Sejarah,
terjemahan Nugroho Notosusanto. Jakarta: Universitas Indonesia.
Koentowijoyo
(1995). Pengantar Ilmu Sejarah.
Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Notosusanto, Nugroho (1971). Norma-norma Dasar Penelitian dan Penulisan Sejarah. Jakarta: Pusat
Sejarah ABRI, Dephankam.
Sjamsuddin Helius dan Ismaun (1996). Pengantar
Ilmu Sejarah. Jakarta:
Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, Ditjen Dikti
Depdikbud.
No comments:
Post a Comment