Monday, August 31, 2020

Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman Praaksara

 Masa praaksara merupakan masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Mereka hidup, bergerak, dinamis, berpikir, bahkan memiliki berbagai kebutuhan seperti halnya kita. Perbedaannya, mereka masih sangat primitif sehingga dengan segala keterbatasannya mereka melakukan segala aktivitas dengan sangat sederhana. Zaman praaksara sering juga disebut sebagai zaman prasejarah atau zaman nirleka. Nir artinya tidak dan leka artinya tulisan. Jadi kesimpulannya, pada zaman ini manusia masih belum mengenal tulisan. 

Batas antara zaman prasejarah dan zaman sejarah adalah dengan ditemukannya tulisan dalam kebudayaan manusia. Dimulainya zaman sejarah pada setiap bangsa itu berbeda-beda, hal itu tergantung dari tingkat peradaban masing-masing bangsa. Berdasarkan penemuan-penemuan hasil kebudayaannya yang memiliki karakteristik yang berbeda antara satu masa dengan yang lainnya, maka corak kehidupan masyarakat praaksara (prasejarah) menurut para ahli sejarah dapat dibagi

menjadi tiga masa, yaitu :

  1. Masa berburu dan mengumpulkan makanan, pada masa ini ditemukan peralatan-peralatan yang berhubungan dengan kegiatan berburu dan terbuat dari batu.
  2. Masa bercocok tanam, pada masa ini ditemukan peralatan-peralatan yang digunakan sebagai alat bercocok tanam (pertanian) yang sederhana (masih terbuat dari batu).
  3. Masa perundagian, pada masa ini ditemukan peralatan-peralatan yang telah menggunakan bahan dasar logam.

Pola Hunian

Pola Hunian pola hunian manusia purba yang memperlihatkan dua karakter khas hunian purba yaitu, (1) kedekatan dengan sumber air dan (2) kehidupan di alam terbuka. Pola hunian itu dapat dilihat dari letak geografis situs-situs serta kondisi lingkungannya. Beberapa contoh yang menunjukkan pola hunian seperti itu adalah situs-situs purba di sepanjang aliran Bengawan Solo (Sangiran, Sambungmacan, Trinil, Ngawi, dan Ngandong) merupakan contoh-contoh dari adanya kecenderungan manusia purba menghuni lingkungan di pinggir sungai. 

Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Air juga diperlukan oleh tumbuhan maupun binatang. Keberadaan air pada suatu lingkungan mengundang hadirnya berbagai binatang untuk hidup di sekitarnya. Begitu pula dengan tumbuh-tumbuhan, air memberikan kesuburan bagi tanaman. Keberadaan air juga dimanfaatkan manusia sebagai sarana penghubung dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Melalui sungai, manusia dapat melakukan mobilitas dari satu tempat ke tempat yang lainnya.

Berburu-Meramu sampai Bercocok Tanam

Masa manusia purba berburu dan meramu itu sering disebut dengan masa food gathering. Hidup mereka umumnya masih tergantung pada alam. Untuk mempertahankan hidupnya mereka menerapkan pola hidup nomaden atau berpindah-pindah tergantung dari bahan makanan yang tersedia. Alat-alat yang digunakan terbuat dari batu yang masih sederhana. Hal ini terutama berkembang pada manusia Meganthropus dan Pithecanthropus.

Tempat-tempat yang dituju oleh komunitas itu umumnya lingkungan dekat sungai, danau, atau sumber air lainnya termasuk di daerah pantai. Mereka hanya mengumpulkan dan menyeleksi makanan karena belum dapat mengusahakan jenis tanaman untuk dijadikan bahan makanan. Dalam perkembangannya mulai ada sekelompok manusia purba yang bertempat tinggal sementara, misalnya di gua-gua, atau di tepi pantai.

Peralihan Zaman Mesolitikum ke Neolitikum menandakan adanya revolusi kebudayaan dari food gathering menuju food producing dengan Homo sapien sebagai pendukungnya. Mereka tidak hanya mengumpulkan makanan tetapi mencoba memproduksi makanan dengan menanam. Kegiatan bercocok tanam dilakukan ketika mereka sudah mulai bertempat tinggal, walaupun masih bersifat sementara. Mereka melihat biji-bijian sisa makanan yang tumbuh di tanah setelah tersiram air hujan. 

Pelajaran inilah yang kemudian mendorong manusia purba untuk melakukan cocok tanam. Apa yang mereka lakukan di sekitar tempat tinggalnya, lama kelamaan tanah di sekelilingnya habis, dan mengharuskan pindah. mencari tempat yang dapat ditanami. Ada yang membuka hutan dengan menebang pohon-pohon untuk membuka lahan bercocok tanam.

Kegiatan manusia bercocok tanam terus mengalami perkembangan. Peralatan pokoknya adalah jenis kapak persegi dan kapak lonjong. Dengan dibukanya lahan dan tersedianya air yang cukup maka terjadilah persawahan untuk bertani. Hal ini berkembang karena saat itu, yakni sekitar tahun 2000 – 1500 S.M ketika mulai terjadi perpindahan orang-orang dari rumpun bangsa Austronesia dari Yunnan ke Kepulauan Indonesia.

Begitu juga kegiatan beternak juga mengalami perkembangan. Seiring kedatangan orang-orang dari Yunnan yang kemudian dikenal sebagai nenek moyang kita itu, maka kegiatan pelayaran dan perdagangan mulai dikenal. Dalam waktu singkat kegiatan perdagangan dengan sistem barter mulai berkembang. Kegiatan bertani juga semakin berkembang karena mereka sudah mulai bertempat tinggal menetap.

Sistem Kepercayaan

Nenek moyang kita mengenal kepercayaan kehidupan setelah mati. Perwujudan kepercayaannya dituangkan dalam berbagai bentuk diantaranya karya seni. Satu di antaranya berfungsi sebagai bekal untuk orang yang meninggal adalah perhiasan yang digunakan sebagai bekal kubur. Pada zaman purba manusia mengenal penguburan mayat. Pada saat inilah manusia mengenal sistem kepercayaan. Sebelum meninggal manusia menyiapkan dirinya dengan berbagai bekal kubur, sehingga kita mengenal dolmen, sarkofagus, menhir dan lain sebagainya.

Masyarakat zaman pra-aksara terutama periode zaman Neolitikum sudah mengenal sistem kepercayaan. Mereka sudah memahami adanya kehidupan setelah mati. Roh orang yang sudah meninggal akan senantiasa dihormati oleh sanak kerabatnya. Kegiatan ritual yang paling menonjol adalah upacara penguburan orang meninggal. Dalam tradisi penguburan ini, jenazah orang yang telah meninggal dibekali berbagai benda dan peralatan kebutuhan sehari-hari, misalnya barang-barang perhiasan, periuk dan lain-lain yang dikubur bersama mayatnya. Hal ini dimaksudkan agar perjalanan arwah orang yang meninggal selamat dan terjamin dengan baik.

Menhir

Dalam upacara penguburan ini semakin kaya orang yang meninggal maka upacaranya juga semakin mewah. Barang-barang berharga yang ikut dikubur juga semakin banyak. Selain upacara-upacara penguburan, juga ada upacara-upacara pesta untuk mendirikan bangunan suci. Mereka percaya manusia yang meninggal akan mendapatkan kebahagiaan jika mayatnya ditempatkan pada susunan batu-batu besar, misalnya pada peti batu atau sarkofagus.

Upacara kematian merupakan manifestasi dari rasa bakti dan hormat seseorang terhadap leluhurnya yang telah meninggal. Sistem kepercayaan masyarakat pra-aksara  telah melahirkan tradisi megalitik (zaman megalitikum = zaman batu besar). Mereka mendirikan bangunan batu-batu besar seperti menhir, dolmen, punden berundak, dan sarkofagus.

Pada zaman praaksara, seorang dapat dilihat kedudukan sosialnya dari cara penguburannya. Bentuk dan bahan wadah kubur dapat digunakan sebagai petunjuk status sosial seseorang. Penguburan dengan sarkofagus misalnya, memerlukan jumlah tenaga kerja yang lebih banyak dibandingkan dengan penguburan tanpa wadah. Dengan kata lain, pengelolaan tenaga kerja juga sering digunakan sebagai indikator stratifikasi sosial seseorang dalam masyarakat.

Sistem kepercayaan dan tradisi batu besar telah mendorong berkembangnya kepercayaan animisme. Kepercayaan animisme merupakan sebuah sistem kepercayaan yang memuja roh nenek moyang. Di samping animisme, muncul juga kepercayaan dinamisme. Menurut kepercayaan dinamisme ada benda-benda tertentu yang diyakini memiliki kekuatan gaib, sehingga benda itu sangat dihormati dan dikeramatkan.

Seiring dengan perkembangan pelayaran, masyarakat zaman pra-aksara akhir juga mulai mengenal sedekah laut. Sudah barang tentu kegiatan upacara ini lebih banyak dikembangkan di kalangan para nelayan. Bentuknya mungkin semacam selamatan apabila ingin berlayar jauh, atau mungkin saat memulai pembuatan perahu. Sistem kepercayaan nenek moyang kita ini sampai sekarang masih dapat kita temui dibeberapa daerah.

Sejarah Lisan


 

Sumber Sejarah

Sejarah merupakan peristiwa masa lalu yang membentuk masa kini. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari sejarah dan membantu kita untuk menjadi pribadi maupun bangsa yang lebih baik. Tapi karena sejarah merupakan peristiwa lampau yang telah terjadi dan tidak dapat diulang, sumber-sumbernya pun terbatas. Sumber sejarah dapat dibagi menjadi beberapa kategori, baik berdasarkan sifat maupun bentuknya.

Berdasarkan sifatnya, sumber sejarah dibagi menjadi tiga, yaitu sumber primer, sumber sekunder, dan sumber tersier. Berikut ini adalah penjelasan dari ketiganya.

Sumber Primer

Sumber sejarah yang termasuk ke dalam sumber primer dapat berupa peninggalan asli yang benar-benar berasal dari zaman tersebut. Sumber primer dihasilkan atau ditulis oleh pihak-pihak yang terlibat atau menjadi saksi mata dalam peristiwa sejarah tersebut. Beberapa contoh sumber primer adalah prasasti, kronik atau catatan peristiwa, dan piagam.

Sumber Sekunder

Sumber sekunder merujuk kepada benda-benda tiruan dari benda aslinya. Sumber sekunder bisa juga berupa sumber-sumber kepustakaan. Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan sejarah juga termasuk ke dalam sumber ini.

Contoh-contoh sumber sejarah sekunder adalah tiruan prasasti yang banyak ditemukan di museum, terjemahan kitab, dan laporan penelitian sejarah.

Sumber Tersier

Sumber sejarah yang tergolong ke dalam sumber tersier adalah buku-buku sejarah yang berdasarkan laporan penelitian ahli sejarah. Biasanya, penulisnya tidak melakukan penelitian langsung mengenai topik sejarah yang dibahas.

Selain berdasarkan sifat, sumber sejarah juga dapat digolongkan berdasarkan bentuknya. Adapun sumber sejarah berdasarkan bentuk terbagi menjadi tiga, yaitu sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber benda.

Sumber Tertulis

Sumber tertulis merupakan sumber sejarah yang diperoleh melalui peninggalan-peninggalan tertulis dan catatan terhadap peristiwa yang terjadi di masa lampau. Contoh sumber sejarah tertulis dapat berupa prasasti maupun catatan harian.

Sumber Lisan

Sumber sejarah berupa sumber lisan didapat dari keterangan langsung para pelaku maupun saksi mata dari peristiwa sejarah. Sumber ini cukup sulit diperoleh karena pelaku atau saksi mata hanya bisa memberikan keterangan lisan ketika masih hidup saja.

Sumber Benda

Sumber beda adalah sumber sejarah yang diperoleh dari peninggalan benda-benda kebudayaan. Contoh sumber sejarah berupa benda adalah candi dan gerabah.

Sunday, August 30, 2020

Peta Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Nenek moyang bangsa Indonesia merupakan seorang pelaut ulung. Sejak 2000 – 50 Sebelum Masehi, terjadi gelombang perpindahan atau imigrasi penduduk dari bagian Asia (Yunan) berpindah ke wilayah nusantara.

Pendapat ini dikuatkan sebab adanya kesamaan mengenai hasil kebudayaan yang ditemukan berupa kapak persegi atau beliung di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi bagian barat.

Alat berupa kapak persegi tersebut juga berhasil ditemukan di Siam, Burma, Malaka, Vietnam, Kamboja, dan yang utama ditemukan Yunnan.

Penduduk dari Yunnan melakukan pergeseran atau pergerakan ke arah selatan hingga ke wilayah Vietnam. Dimana sebagian menetap di wilayah ini, dan yang sebagiannya lagi melanjutkan perjalanan dengan berlayar mencari tempat tinggal baru.

Dengan menggunakan perahu bercadik, mereka secara bergelombang berlayar hingga akhirnya ke Kepulauan Nusantara. Kemudian tersebarlah orang-orang dari Yunnan itu ke nusantara.

Kemudian mereka menetap dan mulai mengembangkan kebudayaan di Indonesia. Dari beberapa pendapat, disimpulkan ada tiga hal yang menarik mengenai persebaran nenek moyang di Indonesia ini, yakni 

Pertama, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan & Campa. pendapat ini merujuk dari pendapat Moh. Ali dan Kern, yang mana menurut pendapat mereka bahwa sekitar tahun 3000 – 1500 Sebelum Masehi terjadi gelombang perpindahan yang dilakukan bangsa di Yunan dan Campa yang merupakan akibat dari adanya desakan bangsa lain dari Asia Tengah yang lebih kuat.

Bukan tanpa alasan, adanya argumen ini didukung dengan adanya persamaan bahasa, mulai dari nama binatang, dan nama peralatan yang dipakai di kepulauan Indonesia, Melanesia, Polinesia, dan Mikronesia.

Kedua, nenek moyang Indonesia berasal dari Negara Indonesia ini sendiri. Argumen ini juga merujuk dari pada pendapat Mohammad Yamin dan didukung dengan adanya penemuan fosil dan artefak-artefak manusia tertua di wilayah Indonesia dalam jumlah yang sangat banyak. Sedangkan, artefak dan fosil manusia tertua jarang ditemukan di daratan Asia.

Ketiga, masyarakat awal yang menghuni wilayah Indonesia termasuk rumpun bangsa Melayu. Oleh sebab itu, bangsa Melayu dianggap sebagai nenek moyang bangsa Indonesia.

Argumen tersebut merujuk pada pendapat Hogen. Bangsa Melayu yang merupakan nenek moyang bangsa Indonesia ini dibedakan menjadi 2 yaitu:

Bangsa Proto Melayu (Bangsa Melayu tua)

Bangsa Proto Melayu, yang mana bangsa ini memasuki wilayah Indonesia melalui 2 jalan atau jalur, yaitu:

Jalan barat : Semenanjung Malaka menuju ke Sumatera dan kemudian menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.

Jalan timur : Semenanjung Malaka menuju ke Filipina dan Minahasa, selanjutnya menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.

Bangsa Proto Melayu memiliki tingkatan kebudayaan lebih tinggi dari kebudayaan Homo Sapiens di Indonesia. Kebuadayaan mereka ialah kebudayaan batu muda / neolitikum. Hasil kebudayaan mereka masih terbuat dari batu, namun telah dikerjakan dengan baik sekali.

Kapak persegi / beliung merupakan hasil kebudayaan bangsa Proto Melayu yang masuk ke Indonesia melalui jalur atau jalan barat dan kapak lonjong melalui jalur atau jalan timur.

Keturunan bangsa Proto Melayu yang sampai saat ini masih hidup hingga , di antaranya ialah suku bangsa Dayak, Batak, Papua, dan Toraja.

Bangsa Deutro Melayu (Bangsa melayu muda)

Sejak tahun 500 Sebelum Masehi, bangsa Deutro Melayu telah memasuki wilayah Indonesia secara bergelombang dengan melalui jalan barat. Kebudayaan bangsa Deutro Melayu / bangsa melayu muda lebih tinggi tingkatannya dibanding dengan kebudayaan bangsa Proto Melayu.

Hasil kebudayaannya terbuat dari logam (besi dan perunggu). Kebuadayaan mereka juga dikenal atau biasa disebut kebudayaan Don Song, yaitu sebuah nama kebudayaan yang ada di daerah Tonkin yang memiliki persamaan dengan kebudayaan bangsa Deutro Melayu.

Daerah Tonkin diperkirakan sebagai tempat asal bangsa Deutro Melayu, sebelum menyebar di wilayah Indonesia.

Hasil kebudayaan perunggu yang penting di Indonesia yaitu ialah kapak corong / kapak sepatu, nekara, serta bejana perunggu.

Keturunan bangsa Deutro Melayu / bangsa melayu muda yang sampai saat ini sekarang, di antaranya suku bangsa Melayu, Batak, Minang, Jawa, Bugis.

Demikianlah pembahasan kami mengenai Materi Makalah Peta Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia Lengkap. Baca juga Persebaran Penduduk di Indonesia. Semoga bermanfaat.

Tuesday, August 18, 2020

Renaissance

Pusat Renaisans

Renaisans (bahasa Prancis: Renaissance[a]) atau Abad Pembaharuan adalah kurun waktu dalam sejarah Eropa dari abad ke-14 sampai abad ke-17, yang merupakan zaman peralihan dari Abad Pertengahan ke Zaman Modern. Pandangan-pandangan tradisional lebih menyoroti aspek-aspek Awal Zaman Modern dari Renaisans sehingga menganggapnya terputus dari zaman sebelumnya, tetapi banyak sejarawan masa kini lebih menyoroti aspek-aspek Abad Pertengahan dari Renaisans sehingga menganggapnya sinambung dengan Abad Pertengahan.

Renaisans adalah sebuah gerakan budaya yang berkembang pada periode kira-kira dari abad ke-14 sampai abad ke-17, dimulai di Italia pada Akhir Abad Pertengahan dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa. Gerakan Renaissance tidak terjadi secara bersamaan di seluruh Eropa, gerakan ini juga tidak terjadi secara serentak melainkan perlahan-lahan mulai dari abad ke 15. Persebaran itu ditandai dengan pemakaian kertas dan penemuan barang metal. Kedua hal tersebut mempercepat penyebaran ide gerakan Renaissance dari abad ke-15 dan seterusnya.

Sesudah mengalami masa kebudayaan tradisional yang sepenuhnya diwarnai oleh ajaran Kristiani, orang-orang kini mencari orientasi dan inspirasi baru sebagai alternatif dari kebudayaan Yunani-Romawi sebagai satu-satunya kebudayaan lain yang mereka kenal dengan baik. Kebudayaan klasik ini dipuja dan dijadikan model serta dasar bagi seluruh peradaban manusia.

Dalam dunia politik, budaya Renaissance berkontribusi dalam pengembangan konvensi diplomasi. Sedangkan dalam ranah ilmu pengetahuan, gerakan Renaissance membantu meningkatkan ketergantungan atau kebutuhan atas hasil pengamatan atau observasi.

Sejarawan sering berargumen bahwa transformasi intelektual ini adalah jembatan antara Abad Pertengahan dan sejarah modern. Meskipun Renaissance yang dipenuhi revolusi terjadi di banyak kegiatan intelektual, serta pergolakan sosial dan politik, Renaissance mungkin paling dikenal karena perkembangan artistik dan kontribusi dari polimatik seperti Leonardo da Vinci dan Michelangelo, yang menginspirasi berbagai kalangan dengan istilah "manusia Renaissance".

Ada konsensus bahwa Renaissance dimulai di Florence, Italia, pada abad ke-14. Berbagai teori telah diajukan untuk menjelaskan asal usul dan karakteristiknya, berfokus pada berbagai faktor termasuk kekhasan sosial dan kemasyarakatan dari Florence pada beberapa waktu; struktur politik; perlindungan keluarga dominan, Wangsa Medici; serta migrasi sarjana Yunani dan terjemahan teks ke bahasa Italia setelah Kejatuhan Konstantinopel ke tangan Turki Utsmani.

Kata Renaissance, yang terjemahan literal dari bahasa Prancis ke dalam bahasa Inggrisnya adalah "Rebirth" (atau dalam bahasa Indonesia "Kelahiran kembali"), pertama kali digunakan dan didefinisikan[14] oleh sejarawan Prancis Jules Michelet pada tahun 1855 dalam karyanya Histoire de France. Kata Renaissance juga telah diperluas untuk gerakan sejarah dan budaya lainnya seperti Carolingian Renaissance dan Renaissance dari abad ke-12.

Florence, Renaissance adalah sebuah gerakan budaya yang sangat mempengaruhi kehidupan intelektual Eropa pada periode modern awal. Bermula di Italia lalu menyebar ke seluruh Eropa pada abad ke-16, pengaruh Renaissance dirasakan dalam sastra, filsafat, seni, musik, politik, ilmu pengetahuan, agama, dan aspek lain di bidang intelektual.

Sarjana Renaissance menggunakan metode humanis dalam penelitian. Mereka juga mencari hubungan realisme dengan emosi manusia dalam seni. Humanis Renaisans seperti Poggio Bracciolini mencari di perpustakaan biara Eropa, dia berfokus pada bidang sastra, sejarah, dan teks Latin pidato dari Antiquity, sedangkan Kejatuhan Konstantinopel (1453) menghasilkan gelombang imigran sarjana Yunani yang membawa naskah berharga dari Yunani kuno.

Banyak dari naskah tersebut yang berakhir dalam kondisi tidak jelas di Barat. Hal ini menyebabkan timbulnya fokus baru para sarjana Renaissance pada teks-teks sastra dan sejarah yang begitu nyata perbedaannya dari para sarjana abad pertengahan Renaissance dari abad ke-12 yang fokus mereka adalah mempelajari karya-karya Yunani dan ilmu alam Arab, filsafat dan matematika, bukan pada teks kultural.

Dalam kebangkitan neo-Platonisme, Renaissance humanis tidak menolak Kristen, justru sebaliknya, banyak karya terbesar Renaissance yang dikhususkan untuk itu, dan Gereja melindungi karya seni seniman Renaissance. Akan tetapi, pergeseran halus berlangsung dengan cara para intelektual mendekati agama. Tindakan ini tercermin dalam banyak bidang kehidupan dan budaya.

Selain itu, banyak karya-karya Yunani Kristen, termasuk Yunani Perjanjian Baru dibawa kembali ke Eropa Barat dari Byzantium dan melibatkan sarjana Barat untuk pertama kalinya sejak akhir zaman. Keterlibatan baru dengan karya-karya Yunani Kristen dan terutama kembali pada penggunaan bahasa Yunani asli dari Perjanjian Baru yang dipromosikan oleh humanis Lorenzo Valla dan Erasmus ini membantu membuka jalan bagi Reformasi Protestan.

Setelah kembali pada artistik pertama yang klasik, yang telah dicontohkan dalam patung Nicola Pisano, pelukis Florentine dipimpin oleh Masaccio berusaha untuk menggambarkan bentuk manusia secara realistis dengan mengembangkan teknik untuk membuat perspektif dan cahaya lebih alami.

Filsuf politik, yang paling terkenal adalah Niccolò Machiavelli, yang berusaha menggambarkan kehidupan politik seperti yang benar adanya, hal ini untuk dipahami secara rasional. Sebuah kontribusi penting untuk Renaissance Italia humanisme Pico della Mirandola yang menulis teks terkenal "De hominis Dignitate" (Orasi pada Martabat Manusia, 1486), yang terdiri dari serangkaian tesis tentang filsafat, alam pikir, iman dan sihir dipertahankan terhadap setiap lawan atas dasar alasan.

Selain mempelajari bahasa Latin klasik dan Yunani, penulis Renaissance juga mulai semakin menggunakan bahasa daerah; dikombinasikan dengan pengenalan pada pencetakan, hal ini akan memungkinkan lebih banyak orang yang mengakses buku, terutama Alkitab.

Renaissance dapat dipandang sebagai upaya intelektual untuk belajar dan meningkatkan bentuk sekuler dan duniawi, baik melalui kebangkitan ide dari zaman dahulu, dan melalui pendekatan baru untuk berpikir. Beberapa ahli, seperti Rodney Stark, mengurangi Renaissance dalam mendukung inovasi sebelumnya di negara kota Italia pada Abad Pertengahan Tinggi, yang berkombinasi dengan pemerintah yang responsif, Kristen dan kelahiran kapitalisme.

Analisis ini berpendapat bahwa negara-negara besar Eropa (Prancis dan Spanyol) yang mana merupakan pemerintahan yang monarki absolut berada di bawah kontrol langsung Gereja. Republik-republik kota mandiri Italia mengambil alih prinsip-prinsip kapitalisme yang bisa ditemukan di tlatah pemerintahan monastik dan memicu revolusi komersial yang luas belum pernah terjadi sebelumnya yang mendahului dan memicu pergerakan Renaissance.

Latar belakang

Kebudayaan Yunani-Romawi adalah kebudayaan yang menempatkan manusia sebagai subjek utama. Filsafat Yunani, misalnya menampilkan manusia sebagai makhluk yang berpikir terus-menerus memahami lingkungan alamnya dan juga menentukan prinsip-prinsip bagi tindakannya sendiri demi mencapai kebahagiaan hidup (eudaimonia). Kesustraan Yunani, misalnya kisah tentang Odisei karya penyair Yunani Kuno, Homerus, menceritakan tentang keberanian manusia menjelajahi suatu dunia yang penuh dengan tantangan dan pengalaman baru. Arsitektur ala Yunani-Romawi mencerminkan kemampuan manusia dalam menciptakan harmoni dari aturan hukum, kekuatan, dan keindahan.

Selain itu, kemampuan bangsa Romawi dalam bidang teknik dan kemampuan berorganisasi pantas mendapatkan acungan jempol Semua ini jelas menunjukkan bahwa kebudayaan Yunani-Romawi memberikan tempat utama bagi manusia dalam kosmos. Suatu pandangan yang biasa disebut dengan ''Humanisme Klasik''.

Humanisme Klasik

Kebudayaan Renaisans ditujukan untuk menghidupkan kembali Humanisme Klasik yang sempat terhambat oleh gaya berpikir sejumlah tokoh Abad Pertengahan. Hal ini memiliki kaitan dengan hal yang tadi dijelaskan. Apabila dibandingkan dengan zaman Klasik yang lebih menekankan manusia sebagai bagian dari alam atau polis (negara-negara kota atau masyarakat Yunani Kuno). Humanisme Renaissans jauh lebih dikenal karena penekanannya pada individualisme. Individualisme yang menganggap bahwa manusia sebagai pribadi perlu diperhatikan. Kita bukan hanya umat manusia, tetapi kita juga adalah individu-individu unik yang bebas untuk berbuat sesuatu dan menganut keyakinan tertentu.

Kemuliaan manusia sendiri terletak dalam kebebasannya untuk menentukan pilihan sendiri dan dalam posisinya sebagai penguasa atas alam (Pico Della Mirandola). Gagasan ini mendorong munculnya sikap pemujaan tindakan terbatas pada kecerdasan dan kemampuan individu dalam segala hal. Gambaran manusia di sini adalah manusia yang dicita-citakan Humanisme Renaissans yaitu manusia universal (Homo Universale).

Daftar tokoh besar pada masa Renaisans

Berikut adalah daftar tokoh besar Renaisans:

Bidang seni dan budaya

  1. Albrecht Dürer (1471-1528)
  2. Desiderius Erasmus (1466-1536)
  3. Donatello
  4. Ghirlandaio
  5. Hans Holbein (1465-1506)
  6. Hans Memling (1430-1495)
  7. Hieronymus Bosch (1450-1516)
  8. Josquin des Prez (1445-1521)
  9. Leonardo da Vinci (1452-1519)
  10. Lucas Cranach (1472-1553)
  11. Michaelangelo (1475-1564)
  12. Perugino (1446-1526)
  13. Raphael (1483-1520)
  14. Sandro Botticelli (1444-1510)
  15. Tiziano Vecelli (1477-1526)

Penjelajahan

  1. Christopher Columbus (1451-1506)
  2. Ferdinand Magellan (1480?-1521)
  3. Ilmu pengetahuan
  4. Johann Gutenberg (1400-1468)
  5. Nicolaus Copernicus (1478-1543)
  6. Andreas Vesalius (1514-1564)
  7. William Gilbert (1540-1603)
  8. Galileo Galilei (1546-1642)

Monday, August 17, 2020

Memahami asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia

 Sejarah orang Indonesia merupakan salah satu bagian unik yang tidak bisa terlepaskan dari keberadaan kita di nusantara ini. Kita sebagai manusia yang berbudi, sepatutnya tak melupakan sejarah dari mana asal mula dan sebab musababnya hingga kita berada di sini, di Indonesia. Nenek moyang yang merupakan cikal bakal keberadaan kita saat ini tentu harus kita kenali, meski hanya dari sekedar pengetahuan. Nah, berikut ini kami telah mengupas secara tuntas seputar peta persebaran asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berdasarkan pendapat terkuat dari para ahli sejarah yang telah melakukan penelitian mendalam untuk menguak rahasia besar ini. Silakan disimak.

Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Banyak pendapat yang bermunculan terkait dengan dari mana sejatinya asal usul nenek moyang bangsa Indonesia. Para ahli sejarah saling mengeluarkan argumenya disertai dalih pembenaran dari dugaannya masing-masing. Kendati begitu banyak pendapat tersebut, ada satu pendapat yang nampaknya memiliki bukit dan dasar pemikiran paling kuat. Dan pendapat tersebut berasa dari seorang sejarahwan asal Belanda, yaitu Von Heine Geldern. 

Migrasi Besar-besaran ke Austronesia

Berdasarkan penelitiannya Von Heine Geldern berargumen jika asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Asia Tengah. Diterangkan olehnya bahwa semenjak tahun 2.000 SM sampai dengan tahun 500 SM (dari zaman batu Neolithikum hingga zaman Perunggu) telah terjadi migrasi penduduk purba dari wilayah Yunan (China Selatan) ke daerah-daerah di Asia bagian Selatan termasuk daerah kepulauan Indonesia. Perpindahan ini terjadi secara besar-besaran diperkirakan karena adanya suatu bencana alam hebat atau adanya perang antar suku bangsa. 

Daerah kepulauan di Asia bagian selatan ini oleh Geldern dinamai dengan sebutan Austronesia yang berarti pulau selatan (Austro = Selatan, Nesos = Pulau). Austronesia sendiri mencakup wilayah yang amat luas, meliputi pulau-pulau di Malagasi atau Madagaskar (sebelah Selatan) hingga Pulau Paskah(sebelah Timur), dan dari Taiwan (sebelah Utara) hingga Selandia Baru (sebelah Selatan).

Pendapat Von Heine Geldern ini dilatarbelakangi oleh penemuan banyak peralatan manusia purba masa lampau yang berupa batu beliung berbentuk persegi di seluruh wilayah Indonesia meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Peralatan manusia purba ini sama persis dengan peralatan manusia purba di wilayah Asia lainnya seperti Myanmar, Vietnam, Malaysia, dan Kamboja terutama di sekitar wilayah Yunan.

Pendapat Von Heine Geldern juga didukung oleh hasil penelitian Dr. H. Kern di tahun 1899 yang membahas seputar 113 bahasa daerah di Indonesia. Dari penelitian itu Dr. H. Kern menyimpulkan bahwa  ke semua bahasa daerah tersebut awalnya bersumber pada satu rumpun bahasa, rumpun bahasa yang dinamai bahasa Austronesia.

Migrasi manusia purba dari daratan Yunan menurut Geldern bukan hanya terjadi satu kali. Ia menyebut gelombang migrasi terjadi juga di tahun 400 – 300 SM (zaman Perunggu). Orang-orang purba yang bermigrasi tersebut membawa bentuk-bentuk kebudayaan Perunggu seperti kapak sepatu dan nekara yang berasal dari dataran Dong Son. 

Menyeberangi Lautan Dengan Perahu Bercadik

Setelah diketahui jika asal usul nenek moyang bangsa Indonesia adalah dari daratan Yunan, kini saatnya kita membahas bagaimana nenek moyang kita tadi bisa sampai di kepulauan Indonesia.

Ya, berdasarkan bukti sejarah, diketahui bahwa untuk menyeberangi lautan dari daratan Asia Tenggara seperti Malaysia dan sekitarnya, nenek moyang kita menggunakan alat transportasi berupa perahu bercadik. Perahu bercadik sendiri adalah perahun yang memiliki tangkai kayu di kedua sisinya sebagai alat penyeimbang. Untuk ilustrasi perahu bercadiknya sendiri, Anda dapat melihat pada gambar di bawah ini.

Dengan bermodalkan perahu bercadik itu, nenek moyang kita mengarungi lautan yang luas untuk sampai ke kepulauan Indonesia dan pulau-pulau lain di Austronesia. Mereka berlayar berkelompok tanpa kenal rasa takut dengan hantaman badai dan ombak yang bisa datang kapan saja. Hal ini tentu membuktikan jika nenek moyang bangsa Indonesia adalah para pemberani dan merupakan pelaut-pelaut berjiwa ksatria. Dan dengan perjalanan penuh rintangan itu, akhirnya nenek moyang kita sampai ke beberapa pulau di Indonesia. Mereka pun secara langsung memperoleh sebutan Melayu Indonesia.

Pembagian Bangsa Melayu Indonesia

Sebutan Melayu Indonesia bagi orang-orang Austronesia secara umum berlaku untuk semua dari mereka yang menetap di wilayah Nusantara. Akan tetapi, berdasarkan waktu kedatangan, serta daerah yang pertama kali ditempati Bangsa Melayu Indonesia ini dapat dibedakan menjadi 3 sub bangsa yang antara lain bangsa proto melayu, bangsa deutro melayu, dan bangsa primitif. Berikut penjelasan dari masing-masing sub bangsa tersebut:

1.      Bangsa Proto Melayu  (Melayu Tua)

Bangsa proto melayu atau Melayu Tua adalah nenek moyang bangsa Indonesia yang merupakan orang-orang Austronesia yang pertama kali datang ke nusantara pada gelombang pertama (sekitar tahun 1500 SM). Bangsa porto melayu memasuki wilayah Indonesia melalui dua jalur, yaitu (1) Jalur Barat melalui Malaysia–Sumatera dan (2) Jalur Utara atau Timur melalui Philipina–Sulawesi. Bangsa Melayu Tua ini dianggap memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan manusia purba umumnya pada masa itu. Ini dibuktikan dengan penemuan bukti kebudayaan neolithikum telah berlaku dengan hampir semua peralatan mereka terbuat dari batu yang sudah dihaluskan. 

Hasil kebudayaan zaman neolithikum dari orang-orang Austronesia yang terkenal yaitu kapak persegi. Kapak persegi sendiri banyak ditemukan di wilayah Indonesia Barat  yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali, dan Sulawesi Utara. Dan perlu diketahui bahwa suku bangsa Indonesia saat ini yang termasuk keturunan Proto Melayu ialah suku Dayak dan Toraja.

2.      Bangsa Deutero Melayu (Melayu Muda)

Bangsa Deutro Melayu atau bangsa melayu muda adalah nenek moyang bangsa Indonesia yang merupakan orang-orang austronesia yang datang ke nusantara pada gelombang kedatangan kedua, yakni pada kurun waktu 400-300 SM.  Bangsa melayu muda (Deutero Melayu) berhasil melakukan asimilsasi dengan para pendahulunya yang tak lain adalah bangsa melayu tua (proto melayu). 

Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ditemukan, diketahui bahwa Bangsa Deutero Melayu masuk ke wilayah nusantara melalui jalur Barat, di mana rute yang mereka tempuh dari Yunan (Teluk Tonkin), Vietnam, Malaysia, hingga akhirnya tiba di Nusantara. Bangsa Melayu Tua juga dianggap mempunyai kebudayaan yang jauh lebih maju dibandingkan pendahulunya, bangsa Proto Melayu. Mereka  sudah berhasil membuat barang-barang dari perunggu dan besi, di ana beberapa diantaranya antara lain kapak serpatu, kapak corong, dan nekara, serta menhir, dolmen, sarkopagus, kubur batu, dan punden berundak-undak. Suku bangsa Indonesia saat ini yang termasuk keturunan bangsa Melayu muda adalah suku Jawa, Melayu, dan Bugis.

3.      Bangsa Primitif

Sebetulnya, sebelum kelompok bangsa Austronesia masuk ke wilayah Nusantara,  sudah ada beberapa kelompok manusia purba yang sudah lebih daulu menempati wilayah  tersebut. Mereka adalah bangsa-bangsa primitif dengan budaya yang sangat sederhana. Mereka di antaranya adalah manusia pleistosin, suku wedoid, dan suku negroid. 

Manusia Pleistosin; Kehidupan manusia purba ini selalu berpindah tempat dengan kemampuan yang sangat terbatas. Demikian juga dengan kebudayaannnya sehingga corak kehidupan manusia purba ini tidak dapat diikuti lagi, kecuali beberapa aspek saja.

Suku Wedoid; Sisa-sisa suku Wedoid hingga kini masih ada dan dapat kita temukan. Mereka hidup meramu dan mengumpulkan makanan dari hasil hutan dan memiliki kebudayaan yang sangat sederhana. Suku Sakai di Siak dan suku Kubu di perbatasan Jambi dan Palembang adalah dua contoh peninggalan Suku Wedoid di masa kini.

Suku Negroid; Di Indonesia sudah tidak terdapat lagi sisa-sisa kehidupan suku negroid. Namun, di pedalaman Malaysia dan Philipina, keturunan suku ini rupanya masih ada Suku Semang di Semenanjung Malaysia dan Suku Negrito di Philipina merupakan bukti nyatanya.

Nah, itulah artikel tentang asal usul nenek moyang Indonesia yang kami berhasil rangkum dari beberapa sumber. Sebagai kesimpulan kami telah mengambil poin-poin penting dari pembahasan ini yang antara lain:

Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia adalah bangsa dari daratan Yunan di China Selatan.

Nenek moyang bangsa Indonesia dan nenek moyang bangsa lainnya di asia selatan berasal dari satu sumber yaitu bangsa Austronesia.

Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia dari daratan Yuan terbagi menjadi 2 gelombang, yaitu gelombang pertama atau proto Melayu yang datang pada zaman batu tua (Neolitikum) dan gelombang kedua atau Deutro Melayu yang datang pada zaman perunggu.

Terdapat beberapa kelompok manusia yang sudah menempati wilayah Indonesia jauh sebelum kedatangan bangsa Austronesia. Beberapa bangsa tersebut antara lain Manusia Pleistosin, Suku Wedoid, dan Suku Negroid. Ketiga suku tersebut juga merupakan bagian dari asal usul nenek moyang bangsa Indonesia yang tak bisa disisihkan.

Memahami asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia

 Indonesia merupakan bangsa yang besar. Dari Sabang sampai Marauke, beragam kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia. Mulai dari kekayaan alam, kekayaan intelektual, kekayaan budaya, dan sebagainya. 

Nah, terkait dengan itu, Quipper Blog akan membahas mengenai asal usul nenek moyang bangsa Indonesia. Dengan begitu, kamu akan lebih memahami salah satu bagian materi dari mata pelajaran sejarah ini. Yuk, langsung saja dibaca artikel ini! 

Sebelum masuk ke dalam pembahasan, kamu perlu paham bahwa ada sejumlah teori terkait asal-usul manusia Indonesia dari berbagai teori. Dalam artikel ini, akan dibahas beberapa teori asal-usul manusia Indonesia tersebut. 

Beberapa teori yang akan dibahas di antaranya teori Yunan, teori Nusantara, teori Out of Africa, dan teori Out of Taiwan. Yuk, biar enggak berlama-lama, simak aja ya pembahasan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia di bawah ini! 

1. Teori Yunan 

Teori Yunan menyatakan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Tiongkok. Ada sejumlah ahli yang mendukung teori ini. Para ahli tersebut ialah R.H Geldern, J.H.C. Kern, J.R. Foster, dan J.R. Logon. 

Secara garis besar, teori ini memiliki beberapa dasar utama. Pertama, teori tersebut didukung oleh penemuan kapak tua di wilayah Nusantara yang memiliki kesamaan dengan kapak tua yang terdapat di wilayah Asia Tengah. Hal tersebut menunjukkan ada proses migrasi manusia dari wilayah Asia Tengah menuju ke Kepulauan Nusantara. 

Selain itu, dasar kedua yang mendasari pendapat bahwa manusia Indonesia berasal dari Yunan ialah ditemukan adanya kesamaan bahasa yang berkembang di Kepulauan Nusantara dengan bahasa yang ada di Kamboja, yaitu bahasa Melayu Polinesia. 

Hal tersebut menandakan bahwa penduduk yang berada di Kamboja berasal dari Yunan dengan cara menyusuri Sungai Mekong. Arus perpindahan tersebut selanjutnya diteruskan ketika sebagian dari mereka melanjutkan perpindahan dan sampai ke wilayah Nusantara. Adanya kesamaan bahasa Melayu dengan bahasa Cham di Kamboja menunjukan adanya hubungan dengan dataran Yunan. 

ADVERTISEMENT

Teori Yunan tak hanya didukung oleh para ahli dari luar negeri, termasuk juga ahli dalam negeri, yakni Moh. Ali. Ia menyatakan asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia merupakan manusia yang berasal dari Yunan yang didasari oleh ada dugaan migrasi atau perpindahan dari daerah Mongol keke selatan lantaran terdesak dengan bangsa-bangsa lain, khususnya bangsa yang lebih kuat. 

Berdasarkan teori Yunan, proses migrasi tersebut melalui tiga gelombang. Ketiga gelombang tersebut terdiri dari orang Negrito, Proto Melayu, dan Deutro Melayu. 

2. Teori Nusantara 

Teori Nusantara ini sangat berbeda dengan teori Yunan. Dalam teori Nusantara disebutkan bahwa manusia Indonesia berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri, bukan melalui proses migrasi dari daerah lain. Teori Nusantara didukung oleh Mohammad Yamin, J. Crawford, Sutan Takdir Alisyahbana, dan Gorys Keraf. 

Dasar teori Nusantara ini mencakup beberapa hal. Pertama, teori Nusantara berdasarkan pada bangsa Melayu merupakan bangsa yang telah memiliki peradaban yang tinggi. Pandangan itu didasari oleh hipotesis bahwa bangsa Melayu sudah melalui proses perkembangan budaya sebelumnya. Kesimpulannya bangsa Melayu berasal dan berkembang di Nusantara, bukan dari luar yang berpindah ke wilayah Nusantara. 

Lalu, teori tersebut didukung pula dengan adanya kesamaan antara bahasa Melayu dengan bahasa Kamboja dinilai merupakan suatu kebetulan. Lalu, penemuan Homo soloensis dan Homo wajakensis di Pulau Jawa memberi tanda bahwa ada peluang bangsa Melayu keturunan manusia kuno berasal dari Jawa.  

Dan, argumen terakhir dari teori ini didasari adanya perbedaan bahasa. Hal itu tampak dari bahasa Austronesia yang berkembang di daerah Nusantara dengan bahasa yang berkembang di wilayah Asia Tengah, yaitu bahasa Indo-Eropa. 

3. Teori Out of Africa 

Teori ini lebih berbeda lagi dari dua teori sebelumnya. Teori ini menyatakan bahwa manusia Indonesia berasal dari Afrika. 

Pendapat ini berdasarkan kajian ilmu genetika melalui penelitian DNA mitokondria gen perempuan dan gen laki-laki. Mereka bermigrasi dari Afrika hingga ke wilayah Australia. Teori ini juga menyebutkan bahwa manusia Afrika melakukan perpindahan dari Afrika menuju Asia Barat sekitar 50.000-70.000 tahun yang lalu. 

Dalam teori ini, disebutkan bahwa sekitar 70.000 tahun yang lalu, bumi memasuki akhir dari zaman glasial ketika permukaan air laut menjadi lebih dangkal disebabkan oleh air yang masih berbentuk gletser. Pada masa itu, memungkinkan manusia menyeberangi lautan hanya dengan menggunakan perahu yang masih sederhana. 

Manusia Afrika yang melakukan perpindahan menuju Asia terpecah menjadi beberapa kelompok. Terdapat kelompok yang tinggal sementara di wilayah Timur Tengah (Asia Barat Daya). Kelompok lainnya melakukan migrasi dengan menyusuri Pantai Semenanjung Arab menuju India, Asia Timur, Indonesia sampai ke Australia. 

Hal tersebut diperkuat dengan penemuan fosil laki-laki di wilayah Lake Mungo. Ada dua jalur migrasi yang diperkirakan ditempuh manusia pada masa itu, yakni jalur menuju Lembah Sungai Nil yang melintasi Semenanjung Sinai kemudian ke Utara melewati Arab Levant dan jalur yang melewati Laut Merah. 

4. Teori Out of Taiwan  

Teori Out of Taiwan ini memiliki pandangan mirip dengan teori Out of Africa. Teori Out of Taiwan menyatakan bahwa asal-usul manusia Indonesia berasal dari Kepulauan Famosa atau Taiwan. Teori yang didukung oleh pakar Harry Truman Simanjuntak didasari sejumlah argumentasi. 

Pertama, menurut teori ini, tidak adanya pola genetika yang sama antara kromosom manusia Indonesia dengan manusia yang berada di Tiongkok. Lalu, masih menurut teori ini, bahasa yang digunakan dan berkembang di wilayah Nusantara adalah bahasa yang merupakan rumpun Austronesia. Rumpun Austronesia ini digunakan oleh leluhur bangsa Indonesia yang menetap di Pulau Formosa. 

Demikianlah ulasan mengenai asal usul nenek moyang bangsa Indonesia yang bisa Quipper Blog berikan kepada kamu. Semoga, ulasan tersebut dapat memberikan manfaat tambahan pengetahuanmu terkait sejarah bangsa Indonesia. Buat kamu yang masih mau baca artikel menarik lainnya, cusss mampir ke Quipper Blog, ya. 

Sumber: https://www.quipper.com/id/blog/mapel/sejarah/asal-usul-nenek-moyang-bangsa-indonesia-sejarah-kelas-10/

PERISTIWA-PERISTIWA PENTING DI EROPA ANTARA ABAD 14-18

 Untuk memperjelas pemahaman Anda mengenai perkembangan Sejarah Eropa, berikut ini dapat Anda pelajari mengenai pembabakan Sejarah Eropa secara kronologis (sesuai urutan waktu).

1.     Jaman Yunani klasik
2.     Jaman Romawi klasik
kedua jaman ini sering disebut jaman Eropa kuno (klasik)
3.     Jaman (abad) pertengahan.
4.     Jaman peralihan (transisi) dari abad pertengahan ke modern ditandai lahirnya gerakan Renaissance, Reformasi, terbentuknya negara nasional dan merkantilisme.
5.     Jaman Baru (modern) diawali dengan Revolusi Perancis.

Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Eropa antara abad 14-18 ditandai dengan gerakan Renaissance. Apakah Renaissance, berikut penjelasannya.

Renaissance

Secara etimologi Renaissance berasal dari bahasa Latin yaitu kata Re berarti kembali dan naitre berarti lahir. Secara bebas kata Renaissance dapat diartikan sebagai masa peralihan antara abad pertengahan ke abad modern yang ditandai dengan lahirnya berbagai kreasi baru yang diilhami oleh kebudayaan Eropa Klasik (Yunani dan Romawi) yang lebih bersifat duniawi.

Monalisa - Salah satu karya seni zaman Renaissance

Menurut pendapat para ahli sejarah, Renaissance awalnya dimulai di Italia. Mengapa demikian? Setelah runtuhnya Romawi Barat tahun 476M, Italia mengalami kemunduran, kota-kota pelabuhan menjadi sepi. Selama abad 8-11 perdagangan di Laut Tengah dikuasai oleh pedagang muslim. Sejak berlangsung Perang Salib (abad 11-13) pelabuhan-pelabuhan di Italia menjadi ramai kembali untuk pemberangkatan pasukan Perang Salib ke Palestina. Setelah Perang Salib berakhir pelabuhan-pelabuhan tersebut berubah menjadi kota dagang yang berhubungan kembali dengan dunia timur. Muncullah republik dagang di Italia seperti Genoa, Florence, Venesia, Pisa di Milano. Kota-kota ini dikuasai oleh para pengusaha serta pemilik modal yang kaya raya disebut golongan borjuis antara lain keluarga Medicci dari Florence. Mereka mendorong terjadinya pendobrakan terhadap polapola tradisional dari abad pertengahan.
Selain kaum borjuis berkembangnya Renaissance juga karena peranan golongan Humanisme.

Siapakan kaum humanis itu? Mereka merupakan kelompok orang yang mengabdikan hidupnya untuk mempelajari dan mendalami buku-buku karya Pusataka Klasik antara lain buah pikiran Sokrates, Plato dan para filsuf Yunani yang lain. Kaum Humanis terdiri dari sastrawan, seniman, ahli agama/teologi., guru kaum borjuis, orator (ahli pidato) dan sebagainya.
Sikap hidup kaum Humanis antara lain :
1.     kritis dan tidak mudah percaya tanpa bukti nyata (skeptis)
2.     menentang terhadap tradisi lama
3.     sekularisme (sikap mengutamakan keduniawian dan hidup di dunia ini).

Hal ini dikenal melalui pandangan hidupnya berbunyai “Carpe Diem” (nikmatilah hidup) yang bertolak belakang dengan pandangan hidup pada abad pertengahan yaitu “ momento mori” (ingatlah hari sesudah mati)

4.     record breaker, memecahkan rekor menghasil karya-karya yang terkenal

Siapakah tokoh-tokoh Renaissance dan Humanisme yang perlu Anda ketahui?

1.     Para Seniman dari Italia yaitu

a.     Leonardo da Vinci (1452-1519)
salah satu lukisannya berjudul “Monalisa” yang terkenal dapat anda simak pada gambar di samping ini.

b.     Michelangelo Buonarroti (1475-1564).
Beberapa lukisan dan patung hasil karyanya yang indah menghiasi gereja Santo Petrus di Roma antara lain patung “Pieta”

c.     Dante Alighieri 1265-1321
karya sastranya berjudul “Devina Comedia”

d.     Raphael (1483-1520)

e.     Lorenzo Valla

f.     Picodela Mirandola.

2.     Dari Belanda antara lain:
a. Desiderwis Erasmus (1469-1536) seorang pemulis yang mengikuti jejak Sokrates

b. Rembrant 1607-1669 pelukis dengan ciri menampilkan kontras antara gelap dan terang.

3.     Dari Inggris

a.     Thomas More (1478-1535) karya sastranya berjudul “Utopia”

b.     William Shakespeare 1546-1616 karya sastranya antara lain: Julius Caesar, Hamlet, Macbeth, Romeo and Yuliet, Merchant of Venice.

Revolusi besar dalam ilmu pengetahuan baru terjadi pada jaman modern kurang lebih abad 17 namun Renaissance dapat dianggap sebagai masa persiapan. Hasil karya golongan Humanis memberi sumbangan berharga contoh: karya Leonardo dan Vinci berupa mesin bubut, pompa, alat peperangan, pesawat terbang. Selain itu masih ada penemuan lain yaitu mesin cetak, mesiu, kompas magnetic, peta dan lain-lain.

Reformasi Gereja

Pengaruh masa Renaissance tidak hanya pada bidang kesenian, kebudayaan, politik maupun ilmu pengetahuan namun juga menyebabkan sikap kritis terhadap kehidupan gereja/agama.

Bagaimanakah pengaruh gerakan Renaissance terhadap lahirnya Reformasi Gereja?

Pengaruh gerakan Renaissance berupa sikap kritis terhadap penyimpanganpenyimpangan yang dilakukan oleh pihak Gereja Katolik pada waktu itu terutama adanya penjualan surat pengampunan dosa (disebut surat aflat). Surat pengampunan itu dijual kepada mereka yang tidak dapat ikut dalam perang salib antara abad 11-13

Tahukah Anda yang dimaksud dengan perang salib? Perang salib adalah perang yang dilakukan oleh tentara/pasukan Eropa yang beragama Kristen dengan menggunakan tanda salib di bajunya untuk membebaskan kota Yerusalem dari kekusaan Turki Islam.

Sejarah sebagai peristiwa, Sejarah sebagai kisah, Sejarah sebagai ilmu dan Sejarah sebagai seni

 Sejarah berasal dari bahasa Arab, yakni Syajarotun yang berarti pohon. Sejarah ibarat sebuah pohon yang tumbuh dan berkembang, dari hal yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Sejarah dalam bahasa Inggris disebut sebagai history yang memiliki arti cerita masa lampau. Sejarah juga berasal dari bahasa Jerman, geschicht yakni sesuatu yang telah terjadi. Dari berbagai bahasa tersebut dapat disimpulan pengertian sejarah yaitu peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Berikut akan diuraikan sejarah sebaga peristiwa, kisah, ilmu dan seni.

Sejarah sebagai peristiwa

Artinya sejarah adalah suatu fakta, kejadian dan kenyataan yang benar-benar terjadi pada masa lampau yang kemudian digunakan untuk merekonstruksi kejadian pada masa tersebut. Sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami manusia, disusun secara ilmiah, meliputi kurun waktu tertentu, diberi tafsiran, dan dianalisis kritis sehingga mudah dipahami dan dimengerti. Persitiwa dalam sejarah harus benar-benar terjadi pada masa lalu, yang bisa diperoleh dari berbagai sumber sejarah.

Manusia pada umumnya tidak dapat mengingat seluruh kejadian yang dialaminya dan tidak selamanya ia dapat diingat suatu kejadian saja secara lengkap. Maka dari itu banyak kejadian di masa lampau ”hilang” dan diantara yang ”hilang’ itu sebagian besar belum dapat ditemukan kembali. Tulisan adalah alat yang diciptakan manusia untuk menyatakan pikirannya. Tulisan dapat bertahan jauh lebih lama daripada ucapan. Tulisan membantu manusia dalam mengingat-ingat. manusia dengan ingatan terbatas dapat menyimpan kejadian-kejadian yang dialaminya didalam tulisan. Dalam sejarah dengan sendirinya tulisan menduduki tempat yang penting dalam arti sempit sejarah juga berarti zaman ketika manusia telah mengenal tulisan.

Sejarah sebagai kisah

Artinya kejadian masa lalu dibangun kembali berdasarkan ingatan atau penafsiran seseorang. Sejarah sebagai kisah merupakan gambaran masa lalu tentang manusia baik sebagai individu maupun sebagai mahluk sosial, yang disusun secara ilmiah meliputi urutan fakta masa tersebut, dengan diberi tafsiran serta penjelasan yang memberi pengertian tentang apa yang telah berlalu itu. Dalam hal ini suatu peristiwa sejarah pada masa lalu yang diperoleh dari berbagai sumber kemudian dilakukan penafsiran terhadap kejadian tersebut. Kemudian diceritakan kembali kepada generasi selanjutnya dengan berbagai penafsiran yang berbeda antara sejarawan satu dengan yang lainnya.

Sejarah sebagai kisah merupakan cerita, kesan, memori tafsiran tentang peristiwa pengalaman masa lalu. Sejarah yang dikenal sehari-hari itu bagi orang banyak adalah sejarah sebagai ceritera karena itu sifatnya tergantung pada siapa yang menceritakan. Manusia sebagai pencerita memiliki kepribadian yang beraneka ragam walauoun biasanya orang yang menyusun cerita sejarah berpendirian agar cerita itu benar-benar dapat dipercayai dan obyektif tetapi pada kenyataannya mau tidak mau penulis dipengaruhi oleh sifat-sifatnya.

Sejarah sebagai ilmu

Artinya sejarah merupakan pengetahuan masa lampau yang disusun secara sistematis dan memiliki metode pengkajian ilmiah untuk mendapatkan suatu kebenaran. Sejarah sebagai suatu studi keilmuan tentang segala sesuatu yang telah dialami manusia di waktu lampau dan yang telah meninggalkan jejak-jejaknya di waktu sekarang, di mana tekanan perhatian terutama diletakkan pada aspek peristiwanya sendiri, dalam hal ini terutama yang bersifat khusus dan segi-segi urutan perkembangannya, yang kemudian disusun dalam suatu cerita sejarah. Sebagai suatu studi yang berusaha untuk mendapatkan pengertian tentang segala sesuatu yang telah dialami (diucapkan, dipikirkan, dan dilaksanakan) oleh manusia di masa lampau yang bukti-buktinya masih bisa ditelusuri/diketemukan masa sekarang.

Sejarah sebagai ilmu harus memiliki objek yakni kejadian manusia dimasa lalu, metode tersendiri, dan pokok permasalahan. Metode khas sejarawan untuk merekonstruksi secara kritis, analitis,imajinatif masa lampau manusia berdasarkan data, peninggalan, bukti tulisan, rekaman. Di dalam metodologi penulisan sebuah sejarah menggunakan berbagai tahapan. Tahapan penulisan sejarah yaitu mengumpulkan sumber (heuristic), menyeleksi sumber (verifikasi/kritik), penafsiran sumber (interpretasi) dan penulisan peristiwa sejarah (Historiografi).

Sejarah sebagai seni

Sejarah bisa diajarkan melalui seni yang menarik untuk dipelajari. Penulisan sejarah sebagai seni menjadi petunjuk moral bagi pembacanya karena sejarawan harus memiliki seni tersendiri dalam menyampaikan kisah-kisah sejarah bagi pembacanya. Sejarah apabila diceritakan begitu saja akan terasa hambar. Seorang sejarahwan yang baik akan mampu membawa orang yang membaca sejarah seolah-olah melihat, mendengar, dan merasa secara langsung ketika membaca atau mendengarkan peristiwa sejarah. Seorang sejarawan yang tidak memiliki cita rasa seni, membuat tulisannya terkesan membosankan dan tidak menarik. Pada zaman dahulu sejarah termasuk dalam ilmu sastra yang sangat erat kaitannya dengan seni.

Friday, August 14, 2020

Perkembangan IPTEK dalam era globalisasi dan dampaknya bagi kehidupan manusia

 Peserta Daring Sejarah Peminatan Kelas XII-IPS, kamu sadar nggak kalau di masa sekarang, semuanya itu sudah serba mudah dan canggih? Mau belanja tinggal buka handphone, mau jalan-jalan ke luar negeri bisa naik pesawat, bahkan sekarang kamu bisa tinggal di luar angkasa. Semua itu terjadi karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sangat pesat. Kira-kira bagaimana ya perkembangan IPTEK bermula? Baca terus yuk Bahan Daring  ini biar kamu tahu sejarah perkembangan IPTEK di masa kini!

Teknologi Luar Angkasa Dunia

Kamu pasti tahu film Star Wars ‘kan? Ternyata Star Wars juga ada di kehidupan nyata. Istilah Star Wars dipopulerkan oleh Ronald Reagan pada tahun 1983 untuk kompetisi teknologi luar angkasa di masa Perang Dingin. Pengembangan teknologi luar angkasa oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet dilakukan demi mendukung upaya penyebarluasan pengaruhnya.

Uni Soviet menjadi negara pertama yang berhasil meluncurkan satelit bernama Sputnik 1 pada 4 Oktober 1957. Pada November 1957 Uni Soviet meluncurkan satelit Sputnik II dengan menyertakan seekor anjing bernama Laika. Kemajuan Uni Soviet mulai disaingi oleh Amerika Serikat dengan meluncurkan satelit Explorer 1 pada 31 Januari 1958. Seolah tidak mau kalah, Uni Soviet “membalasnya” dengan mengirimkan Sputnik III pada 15 Mei 1958. Pada 4 Oktober 1959 Uni Soviet berhasil mengorbitkan satelit Lunik IIIyang dapat mengelilingi bumi dan bulan.

Momen terpenting dalam perkembangan teknologi ini terjadi ketika manusia berhasil melakukan perjalanan ke luar angkasa. Yuri Gagarin, kosmonot dari Uni Soviet, berhasil menjadi manusia pertama yang melakukan perjalanan ini pada 12 April 1961 dengan menggunakan pesawat Vostok 1 selama 108 menit. Disusul dengan John Glenn, manusia pertama yang mengorbit Bumi pada tanggal 20 Februari 1962 dengan pesawat Friendship 7 milik Amerika Serikat, dan Neil Amstrong sebagai manusia pertama yang mendarat di bulan pada tanggal 20 Juli 1969 dengan Apollo 11 milik Amerika Serikat.

Berakhirnya Perang Dingin membuka lembaran baru dalam perkembangan teknologi luar angkasa. International Space Station (Stasiun Luar Angkasa Internasional)didirikan oleh Amerika Serikat dan Rusia pada 20 November 1998 dan menjadi babak baru dalam perkembangan teknologi luar angkasa.

Teknologi Luar Angkasa Indonesia

Perkembangan teknologi luar angkasa ini tentunya juga membawa dampak bagi Indonesia. Pada 9 Juli 1976, diluncurkan satelit Palapa A1 yang berguna untuk mengatur Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD). SKSD bermanfaat untuk mempermudah komunikasi antar daerah dan antar negara, menyambungkan komunikasi telepon, televisi, radio dan faksimili, serta menghubungkan jaringan internet. Selanjutnya Indonesia juga punya satelit Palapa B1 yang diluncurkan pada 16 Juni 1983.

Selain punya satelit, saat itu Indonesia juga punya kosmonot lho. Adalah Pratiwi Sudarmono yang akan diberangkatkan untuk misi luar angkasa dari Indonesia. Sayang, dirinya belum berhasil berangkat karena meledaknya pesawat Challenger milik Amerika Serikat yang sedang diujicoba pada tanggal 28 Januari 1986.

Teknologi Persenjataan

Perkembangan teknologi persenjataan berkaitan erat dengan perkembangan militer khususnya ketika Perang Dunia dan Perang Dingin. Di masa Perang Dingin, Amerika Serikat dan Uni Soviet memimpin perkembangan persenjataan dengan tujuan untuk melindungi kawannya dan perebutan pengaruh. Pihak yang terlibat berusaha meningkatkan mutu dan jumlah persenjataannya. Adapun teknologi persenjataan yang dikembangkan antara lain bom, senjata nuklir, rudal.

Kepemilikan senjata-senjata ini pada akhirnya diketahui berbahaya dan memicu banyaknya konflik yang membuat situasi berbahaya. Kesadaran itu berdampak pada menurunnya tingkat persaingan teknologi persenjataan antar banyak negara. Blok Barat dan Blok Timur akhirnya menggagas beberapa hal untuk mengatasi situasi. Salah satunya dengan membuat perjanjian-perjanjian Nuclear Non-proliferation Treaty, Strategic Arms Limitation Talks (SALT), dan Strategic Arms Reduction Treaty (START).

Perkembangan Teknologi dan Informasi

Perkembangan teknologi dan informasi yang ada dalam infografis di atas tentunya punya dampak negatif dan positifnya. Dampak positifnya tentu bisa mempercepat persebaran informasi secara akurat dan mutakhir, mempermudah komunikasi antar wilayah, pengembangan wawasan, sarana hiburan, media pertukaran data-data secara cepat dan efektif, dan yang lainnya.

Meski begitu, kita harus menggunakan kemajuan teknologi dan informasi ini secara bijak, karena perkembangan ini tetap memiliki dampak negatif. Adapun dampak negatifyang dapat ditimbulkan seperti memudarnya nilai tradisional dalam masyarakat, semakin banyaknya pembajakan hasil karya, ataupun menguatnya sikap individualisme. Kira-kira, kamu bisa menyebutkan lagi nggak dampak positif dan negatifnya?

Teknologi Transfortasi

Kalau di infografis kamu sudah tahu tentang sejarah perkembangan transportasi di dunia, akan berbeda dengan perkembangan transportasi di Indonesia, Squad. Pertama untuk transportasi darat, di Indonesia sedang dibangun jalan-jalan besar untuk menghubungkan daerah-daerah terpencil. Salah satu jalan yang dibangun adalah jalan tol (jalan bebas hambatan).

Jalan Raya di Indonesia

Jalan tol (singkatan dari tax on location) pertama di Indonesia dibangun pada 1973 adalah Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi). Tol ini mulai digunakan tahun 1978 hingga sekarang dan membentang sepanjang kurang lebih 50 km. Pembuatan jalan tol kemudian berkembang di daerah lain di Pulau Jawa dan Sumatra. Dilanjutkan dengan tol Jakarta – Tangerang sepanjang 33 km (beroperasi November 1984), Surabaya – Gempol (49 km dan beroperasi Juli 1986). Pembangunan sempat terhenti pada Maret 1993 setelah membangun jalan tol Surabaya – Gresik sepanjang 20,7 km dan dilanjutkan dengan pembangunan Cikampek – Purwakarta – Padalarang (Cipularang) pada April 2005.

Transportasi Air di Indonesia

Perusahaan kapal pertama di Indonesia bernama N.V. Nederlandsch Indische Industrie dan mulai dirintis pada 1823 oleh Gubernur Jenderal Van der Capellen. Untuk mendukung perusahaan tersebut, dibangun bengkel reparasi kapal pada 1849 di Surabaya. Hingga pada 1939 perusahaan tersebut diubah namanya menjadi Marine Establishment (ME).

Pasca Perang Dunia II, setelah sempat dikuasai Jepang, Belanda kembali menguasai ME. Setelah merdeka, pada 27 Desember 1949, ME dikembalikan ke pemerintah Indonesia dan diubah namanya menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL).

 Transportasi Udara di Indonesia

Perkembangan transportasi udara Indonesia dimulai pada masa awal kemerdekaan. Saat itu pesawat yang digunakan masih hasil modifikasi Pesawat Cureng/Nishikoren peninggalan Jepang. Pesawat itu dirancang dan dites oleh Agustinus Adisucipto pada Oktober 1945 di atas kota Tasikmalaya. Atas ide Wiweko Soepono dan Nurtanio Pringgoadisuryo dibukalah bengkel pesawat di bekas gudang kapuk di Magetan dekat Madiun. Pesawat NWG-1 menjadi jenis pesawat hasil buatan bengkel tersebut.

Perkembangan pesawat terbang sempat terhambat karena pemberontakan Madiun 1948 dan Agresi Militer Belanda. Dunia penerbangan Indonesia kemudian berkembang lagi pasca peristiwa tersebut. Bandung dipilih menjadi tempat pengembangan pesawat terbang, khususnya di lapangan terbang Andir (Husein Sastranegara). Pada 1 Agustus 1954, Indonesia berhasil menerbangkan prototype Si Kumbang dan selanjutnya diluncurkan pesawat latih dasar Belalang 89 dan pesawat olahraga Kunang 25.

Berbagai kemajuan tersebut membuat banyak pihak optimis terhadap industri penerbangan Indonesia. Akhirnya pada 16 Desember 1961 diresmikan pembentukan Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP). Setelah berbagai gejolak, 28 April 1976 secara resmi didirikan PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio dengan B.J. Habibie selaku Direktur Utamanya.

IPTEK akan terus berkembang seiring dengan perkembangan manusia. Seperti yang sudah kamu baca di atas, setiap perkembangan IPTEK akan membawa dampak positif dan negatif, tinggal bagaimana kita menghadapinya dengan bijak.