MELACAK PERBURUAN DARI TIMUR
Imperialisme zaman sekarang berbuahkan “negeri-negeri
mandat” alias “mandatgebieden”, daerah-daerah pengaruh “alias” “involedssferen”
dan lain sebagainya, sedang di dalam sifatnya menaklukkan negeri orang lain,
imperialisme itu berbuahkan negeri djajahan-koloniasa-bezit. H.A. Notosoetardjo
-Bung Karno di hadapan Pengadilan Kolonial .1963.
Sejarah telah mencatat bahwa kekayaan Kepulauan
Nusantara begitu luar biasa. Kekayaan bumi Nusantara ini dapat diibaratkan
sebagai “mutiara dari timur”. Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau
Kepulauan Nusantara atau Indonesia ini menarik perhatian kongsi-kongsi Eropa
untuk menguasainya. Terjadilah perebutan hegemoni di antara mereka
bangsa-bangsa Eropa yang ingin menjajah Indonesia. Akibat penjajahan dan
dominasi asing telah membuat jati diri dan budaya bangsa terancam dan menjadi
rapuh. Begitu juga kehidupan sosial ekonomi menjadi tersendat. Kalau kita
renungkan masalah-masalah tersebut bisa jadi berakar dari berkembangnya kultur
kolonialisme dan imperialisme Barat di Indonesia sejak abad ke-17.
Tetapi dalam perjalanan sejarah Indonesia,
kedatangan bangsa-bangsa asing terutama Eropa di Nusantara yang dimulai abad
ke-16 ternyata telah membawa sebuah perubahan besar dengan terjadinya suatu
masa penjajahan bangsa Barat. Nah, bagaimana proses datangnya bangsa Barat ke
Indonesia? Ikuti uraian berikut.
Motivasi, Nafsu, dan Kejayaan Eropa
Di dalam sejarah bangsa-bangsa di dunia
dikenal adanya masa penjelajahan samudra. Aktivitas penjelajahan samudra ini
dalam rangka untuk menemukan dunia baru. Aktivitas penemuan dunia baru ini
tidak terlepas dari motivasi dan keinginannya untuk bertahan hidup, memenuhi
kepuasan dan kejayaan dalam kehidupan di dunia. Bahkan bukan sekedar motivasi,
tetapi juga muncul nafsu untuk menguasai dunia baru itu demi memperoleh
keuntungan ekonomi dan kejayaan politik. Pertanyaannya adalah daerah mana yang
dimaksud dunia baru itu? Yang dimaksud dunia baru waktu itu pada mulanya adalah
wilayah atau bagian dunia yang ada di sebelah timur (timurnya Eropa). Wilayah
itu sebagai penghasil bahan-bahan yang sangat diperlukan dan digemari oleh
bangsa-bangsa Eropa. Bahan-bahan yang dimaksudkan itu adalah rempah-rempah
seperti cengkih, lada, dan pala.
Mengapa orang-orang Eropa sangat memerlukan
rempah-rempah? Orang-orang Eropa berusaha sekuat tenaga untuk menemukan daerah
penghasil rempah-rempah. Rempah-rempah ini menjadi komoditas perdagangan yang
sangat laris di Eropa. Rempah-rempah ini sangat diperlukan untuk bumbu masak
dan bahan minuman yang dapat menghangatkan badan. Hal ini sangat cocok untuk
orang-orang Eropa yang memang tinggal di daerah dingin. Kemudian dari mana asal
rempah-rempah itu?
Daerah yang menghasilkan rempahrempah itu tidak
lain adalah Kepulauan Nusantara. Orang-orang Eropa menyebut daerah itu dengan
nama Hindia. Bagaikan “memburu mutiara dari timur”, orang-orang Eropa berusaha
datang ke Kepulauan Nusantara untuk mendapatkan rempah-rempah. Dalam konteks
penemuan dunia baru itu kemudian tidak hanya Kepulauan Nusantara, tetapi juga
daerah-daerah lain yang ditemukan orang-orang Eropa pada periode penjelajahan
samudra, misalnya Amerika dan daerah-daerah lain di Asia.
Sejarah umat manusia sudah sejak lama
mengglobal. Peristiwa sejarah di suatu tempat sangat mungkin terpengaruh atau
menjadi dampak dari peristiwa lain yang terjadi di tempat yang cukup jauh.
Perkembangan ini sudah sangat nyata seiring dengan semakin ramainya perdagangan
melalui “Jalur Sutera”
Apa itu jalur sutera? Jalur Sutra atau
disebut juga dengan the silk road adalah istilah untuk menyebut tentang rute
perjalanan yang digunakan oleh para pedagang pada masa lampau, sekitar abad
ke-2 Masehi sampai dengan abad ke-16 Masehi. Jalur tersebut membentang
sepanjang tujuh puluh ribu kilometer, yang menghubungkan antara Cina pada masa
Dinasti Han dengan daerah lain, seperti Eropa dan Asia Barat. Adapun nama
"Jalur Sutra" diilhami dari komoditas dagang yang populer pada saat
itu, yaitu Sutra yang berasal dari Cina/Tiongkok.
Jalur Sutra terdiri dari banyak jalur yang
bercabang-cabang, dan digunakan untuk perdagangan berbagai komoditi selain
sutra seperti gading, tanaman, emas. Secara garis besar terdapat tiga jalur, di
utara, tengah dan selatan.
Jalur Utara menghubungkan Cina dengan Eropa
hingga Laut Mati, melalui Urumqi dan Lembah Fergana. Jalur Tengah menghubungkan
Cina dengan Eropa hingga tepian Laut Meditrrannia, melalui Dun-huang, Kocha,
Kashgar, menuju Persia. Jalur Selatan menghubungkan Cina dengan Afghanistan,
Iran dan India, melalui Dun-huang dan Khotan menuju Bachtra dan Kashmir. Di
Cina, Jalur Sutra berujung di Changan atau Xian, ibukota kerajaan, ke arah
barat melewati koridor Gansu, menuju Dun-huang di sisi Gurun Taklimakan. Jalur
utara mulai dari Dun-huang dan Yu-men Guan, menyeberangi Gurun Gobi menuju Hami
(Kumul), lalu menyisir kaki Tian-shan di bagian utara Taklimakan. Setelah oasis
Turfan, menuju Urumqi dan Lembah Fergana untuk masuk Eropa hingga Laut Mati.
Jalur ini bercabang di Turfan, ke oasis Kucha, menuju Kashgar di kaki Pamirs.
Jalur selatan mulai Dun-huang, melewati Yang
Guan, menyusuri sisi selatan Taklimakan, melalui Miran, Hetian (Khotan) dan
Shache (Yarkand), menuju utara lalu menuju Kashgar. Masih ada beberapa cabang
jalur, salah satunya bercabang dari jalur selatan menuju sisi timur Gurun
Taklimakan ke kota Loulan, lalu bergabung dengan jalur utara di Korla. Dari
Kashgar yang simpang lalulintas Asia, ada jalur menyeberangi Pamirs menuju
Samarkand dan menuju selatan ke Laut Kaspia; atau jalur ke selatan melewati
Karakorum menuju India; dan sebuah jalur lain menuju Kuqa, menyeberangi
Tian-shan, menuju Laut Kaspia melalui Tashkent. (wikipedia)
Kehidupan global semakin berkembang dengan
maraknya penjelajahan samudera orang-orang Eropa ke dunia Timur. Begitu juga
peristiwa kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia, telah ikut meningkatkan
kehidupan global. Peristiwa itu dilatarbelakangi oleh peristiwa yang jauh dari
Indonesia, misalnya peristiwa jatuhnya Konstantinopel di kawasan Laut Tengah
pada tahun 1453. Serangkaian penemuan di bidang teknologi juga merupakan faktor
penting untuk melakukan pelayaran bagi bangsa-bangsa Barat menuju Tanah
Hindia/Kepulauan Nusantara. Sementara itu semangat dan dorongan untuk
melanjutkan Perang Salib disebut-sebut juga ikut mendorong kedatangan
bangsa-bangsa Barat ke Indonesia.
Petualangan, Penjelajahan, dan
Perebutan Hegemoni
Bertahun-tahun lamanya Laut Tengah menjadi
pusat perdagangan internasional antara para pedagang dari Barat/Eropa dan
Timur. Salah satu kota pusat perdagangan itu yang terkenal adalah
Konstantinopel. Banyak jenis komoditas di pasar Konstantinopel. Misalnya batu
mulia, emas dan perak, gading, sutera dan juga yang penting rempah-rempah.
Orang-orang Eropa sangat menyenangi rempah-rempah. Para pedagang dari Barat
atau orang-orang Eropa itu mendapatkan rempah-rempah lebih mudah, dan dengan
harga lebih murah. Namun, setelah jatuhnya Konstantinopel tahun 1453 ke tangan
Turki Usmani, akses bangsa-bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah yang
lebih murah di kawasan Laut Tengah menjadi tertutup. Harga rempah-rempah di
pasar Eropa melambung sangat tinggi. Oleh karena itu, mereka berusaha mencari
dan menemukan daerah-daerah penghasil rempah-rempah ke timur. Mulailah periode
petualangan, penjelajahan, dan penemuan dunia baru. Upaya tersebut mendapat
dukungan dan partisipasi dari pemerintah dan para ilmuwan.
Portugis dan Spanyol dapat dikatakan sebagai
pelopor petualangan, pelayaran, dan penjelajahan samudra untuk menemukan dunia
baru di timur. Portugis juga telah menjadi pembuka jalan menemukan Kepulauan
Nusantara sebagai daerah penghasil rempah-rempah. Kemudian menyusul Spanyol,
Belanda, dan Inggris. Tujuan kedatangan mereka ke wilayah timur tidak
semata-mata mencari keuntungan melalui perdagangan rempah-rempah, tetapi ada
tujuan yang lebih luas.
Tujuan mereka terkait dengan
Gold
|
:
|
memburu kekayaan dan keuntungan dengan mencari dan
mengumpulkan emas perak dan bahan tambang serta bahan-bahan lain yang sangat
berharga.
|
Glory
|
:
|
memburu kejayaan, superioritas, dan kekuasaan. Dalam
kaitan ini mereka saling bersaing dan ingin berkuasa di dunia baru yang
ditemukannya.
|
Glory
|
:
|
menjalankan tugas suci untuk menyebarkan agama. Pada
mulanya orang-orang Eropa ingin mencari dan bertemu Prester John yang mereka
yakini sebagai Raja Kristen yang berkuasa di Timur.
|
Mengenai ketiga jenis tujuan: gold, glory,
dan gospel itu sebenarnya lebih dimiliki dan digelorakan oleh Portugis dan
Spanyol. Berikut ini akan dijelaskan petualangan, pelayaran, dan penjelajahan
samudra bangsa-bangsa Eropa menuju Kepulauan Nusantara.
a) Portugis
Berita keberhasilan Columbus menemukan daerah
baru, membuat penasaran raja Portugis (sekarang terkenal dengan sebutan
Portugal), Manuel l. Raja Portugis tersebut kemudian memanggil pelaut ulung
Portugis bernama Vasco da Gama untuk melakukan ekspedisi menjelajahi samudra
mencari Tanah Hindia yang merupakan daerah penghasil rempah-rempah. Vasco da
Gama mencari jalan lain agar lebih cepat sampai di Tanah Hindia yang merupakan
tempat penghasil rempah-rempah. Kebetulan sebelum Vasco da Gama mendapatkan
perintah dari Raja Manuel l, sudah ada pelaut Portugis bernama Bartholomeus
Diaz melakukan pelayaran mencari daerah Timur dengan menelusuri pantai barat
Afrika. Pada tahun 1488 karena serangan ombak besar terpaksa Bartholomeus Diaz
mendarat di suatu ujung selatan Benua Afrika. Tempat tersebut kemudian
dinamakan Tanjung Harapan. Ia tidak melanjutkan penjelajahannya tetapi memilih
bertolak kembali ke negerinya.
Pada Juli 1497
Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon untuk memulai penjelajahan
samudra. Berdasarkan pengalaman Bartholomeus Diaz tersebut, Vasco da Gama juga
berlayar mengambil rute yang pernah dilayari Bartholomeus Diaz. Rombongan Vasco
da Gama juga singgah di Tanjung Harapan. Atas petunjuk dari pelaut bangsa Moor
yang telah disewanya, rombongan Vasco da Gama melanjutkan penjelajahan,
berlayar menelusuri pantai timur Afrika kemudian berbelok ke kanan untuk
mengarungi Lautan Hindia (Samudra Indonesia). Pada tahun 1498 rombongan Vasco
da Gama mendarat sampai di Kalikut dan juga Goa di pantai barat India.
Ada pemandangan yang menarik dari kedatangan
rombongan Vasco da Gama ini. Mereka ternyata sudah menyiapkan patok batu yang
disebut batu padrao. Batu ini sudah diberi pahatan lambang bola dunia. Setiap
daerah yang disinggahi kemudian dipasang patok batu padrao sebagai tanda bahwa
daerah yang ditemukan itu milik Portugis. Bahkan di Goa, India itu Vasco da
Gama berhasil mendirikan kantor dagang yang dilengkapi dengan benteng. Atas
kesuksesan ekspedisi ini maka oleh Raja Portugis, Vasco da Gama diangkat
sebagai penguasa di Goa atas nama pemerintahan Portugis.
Setelah beberapa tahun tinggal di India,
orang-orang Portugis menyadari bahwa India ternyata bukan daerah penghasil
rempah-rempah. Mereka mendengar bahwa Malaka merupakan kota pusat perdagangan
rempah-rempah. Oleh karena itu, dipersiapkan ekspedisi lanjutan di bawah
pimpinan Alfonso de Albuquerque. Dengan armada lengkap Alfonso de Albuquerque
berangkat untuk menguasai Malaka. Pada tahun 1511 armada Portugis berhasil
menguasai Malaka. Portugis mulai memasuki wilayah Kepulauan Nusantara yang
disebutnya juga sebagai tanah India (Hindia). Orang-orang Portugis pun segera
mengetahui tempat buruannya “mutiara dari timur” yakni rempah-rempah yang ada
di Kepulauan Nusantara, khususnya di Kepulauan Maluku.
Tentang rempah-rempah di Maluku (Ternate dan
Tidore), pernah digambarkan oleh Luis vaz de Cam sebagai
berikut.
“Lihatlah, betapa laut-laut di
Timur ditebari pulau-pulau tidak terkira banyaknya. Tengoklah Tidore lalu
Ternate dengan puncak gunung yang membara dan meluncurkan api. Pandanglah
kebun-kebun cengkeh yang panas. Dibeli oleh Portugis dengan darah mereka. Dan
burung cenderawasih yang terbang tidak pernah melangit. Tetapi jatuh ke bumi
ketika mereka berhenti terbang.“ Luis vaz de Cam-cs. The Lusiads (1572). Canto.
132.(Taufik Abdullah & AB. Lapian.
Indonesia dalam Arus Sejarah. 2012)
Perlu ditambahkan bahwa dengan dikuasainya
Malaka oleh Portugis pada tahun 1511 telah menyebabkan perdagangan orang-orang
Islam menjadi terdesak. Para pedagang Islam tidak lagi bisa berdagang dan
keluar masuk kawasan Selat Malaka, karena Portugis melakukan monopoli
perdagangan. Akibatnya para pedagang Islam harus menyingkir ke daerah-daerah
lain. Tindakan Portugis yang memaksakan monopoli dalam perdagangan itu telah
mendapatkan protes dan perlawanan dari berbagai pihak. Sebagai contoh pada
tahun 1512 terjadi perlawanan yang dilancarkan seorang pemuka masyarakat yang
bernama Pate Kadir (Katir). Pate Kadir merupakan tokoh masyarakat (kepala suku)
Jawa yang ada di Malaka. Ia dikenal sangat pemberani. Ia melancarkan perlawanan
terhadap keserakahan Portugis di Malaka. Dalam melancarkan perlawanan ini Pate
Kadir berhasil menjalin persekutuan dengan Hang Nadim. Perlawanan Pate Kadir
terjadi di laut dan kemudian menyerang pusat kota. Tetapi ternyata dengan
kekuatan senjata yang lebih unggul, pasukan Kadir dapat dipukul mundur. Kadir
semakin terdesak dan kemudian berhasil meloloskan diri sampai ke Jepara dan
selanjutnya ke Demak.
Tindak monopoli yang dipaksakan Portugis juga
mendapatkan protes dari penguasa Kerajaan Demak. Demak telah menyiapkan pasukan
untuk melancarkan perlawanan terhadap Portugis di Malaka. Pasukan Demak ini
dipimpin oleh putera mahkota, Pati Unus. Pasukan Demak ini semakin kuat setelah
bergabungnya Pate Kadir dan pengikutnya. Tahun 1513 pasukan Demak yang
berkekuatan 100 perahu dan ribuan prajurit mulai melancarkan serangan ke
Malaka. Tetapi dalam kenyataannya kekuatan pasukan Demak dan pengikut Kadir
belum mampu menandingi kekuatan Portugis, sehingga serangan Demak ini juga
belum berhasil. Posisi Portugis menjadi semakin kuat. Portugis terus berusaha
memperluas monopolinya, hingga sampai ke Indonesia.
b) Spanyol
Sebelum orang-orang Portugis berangkat memulai
penjelajahan samudra, sebenarnya sudah lebih dulu Spanyol berangkat berlayar
mencari tempat penghasil rempah-rempah. Orang-orang Spanyol dan Portugis dapat
dikatakan sebagai pelopor dalam pelayaran dan penjelajahan samudra untuk
mencari daerah baru penghasil rempah-rempah di timur (disebut Tanah Hindia).
Bangsa Portugis dan bangsa Spanyol umumnya
memeluk agama Katolik. Kedua bangsa ini sama-sama ingin menguasai wilayah lain
di dunia. Hal ini menimbulkan keprihatinan Paus Yulius II. Untuk menjaga
kerukunan antara keduanya, maka Paus turun tangan untuk bermusyawarah dengan
kedua bangsa tersebut. Diadakanlah kemudian perjanjian pembagian wilayah.
Perjanjian ini diadakan di Tordesillas, Spanyol pada tanggal 7 Juni 1494.
Isinya adalah wilayah di luar Eropa dibagi menjadi dua dengan garis meridian
1550 km sebelah barat Kepulauan Tanjung Verde. Belahan sebelah timur dimiliki
oleh Portugis dan belahan sebelah barat dikuasai Spanyol. Coba lihat gambar
berikut.
Orang-orang Spanyol yang diprakarsai
Christhoper Columbus merencanakan melakukan penjelajahan samudra untuk
menemukan tanah penghasil rempah-rempah. Sebelum berangkat Columbus menghadap
kepada Ratu Isabella untuk mendapat dukungan termasuk fasilitas. Ratu Isabella
mengizinkan dan menyediakan tiga kapal dengan segala perlengkapannya. Ratu
Isabella juga menyediakan hadiah apabila misi Columbus ini dapat berhasil.
Pada tanggal 3 Agustus 1492, Columbus berangkat
dari pelabuhaan. Atas dasar keyakinan bahwa bumi itu bulat maka Columbus dengan
rombongannya bertolak dari Spanyol berlayar menuju ke arah barat. Mereka
optimis berhasil menemukan daerah baru di timur.
Pada tanggal 6 September tahun yang sama,
rombongan Columbus sampai di Kepulauan Kanari di sebelah barat Afrika.
Ekspedisi penjelajahan samudra dilanjutkan dengan mengarungi lautan luas yang
dikenal ganas, yakni Samudra Atlantik. Salah satu kapalnya rusak. Para anggota
ekspedisi hampir putus asa. Namun Columbus terus memberi semangat bagi anggota
rombongannya. Setelah sekitar satu bulan lebih berlayar, tanggal 12 Oktober
1492 rombongan Columbus berhasil mendarat di pantai bagian dari Kepulauan
Bahama. Columbus mengira bahwa ekspedisinya ini sudah sampai di Tanah Hindia.
Oleh karena itu, penduduk yang menempati daerah itu disebut orang-orang Indian.
Tempat mendarat Colombus ini kemudian dinamakan San Salvador. Berikutnya
rombongan Columbus kembali berlayar dan mendarat di Haiti. Merasa ekspedisinya
telah berhasil maka rombongan Columbus bertolak kembali ke Spanyol untuk
melapor kepada Ratu Isabella. Tahun 1493 Columbus sampai kembali di Spanyol.
Kedatangan Columbus dan rombongan disambut dengan suka cita. Bahkan dengan
keberhasilannya mendarat di Kepulauan Bahama dan Haiti, Columbus diakui sebagai
penemu daerah baru yakni Benua Amerika.
Keberhasilan pelayaran Columbus menemukan daerah
baru telah mendorong para pelaut lain untuk melanjutkan penjelajahan samudra ke
timur. Apalagi Columbus belum berhasil menemukan daerah penghasil
rempah-rempah. Berangkatlah ekspedisi yang dipimpin oleh Magellan/Magalhaes
atau umum menyebut Magelhaens. Ia juga disertai oleh seorang kapten kapal yang
bernama Yan Sebastian del Cano.
Berdasarkan catatan-catatan yang telah
dikumpulkan Columbus, Magellan mengambil jalur yang mirip dilayari Columbus.
Setelah terus berlayar Magellan beserta rombongan mendarat di ujung selatan
benua yang ditemukan Columbus (Amerika). Di tempat ini terdapat selat yang agak
sempit yang kemudian dinamakan Selat Magellan.
Melalui selat ini rombongan Magellan terus
berlayar meninggalkan Samudra Atlantik dan memasuki Samudra Pasifik dengan
lautan yang relatif tenang. Setelah sekitar tiga bulan lebih rombongan Magellan
berlayar akhirnya pada Maret 1521 Magellan mendarat di Pulau Guam. Rombongan
Magellan kemudian melanjutkan penjelajahannya dan pada April 1521 sampai di
Kepulauan Massava atau kemudian dikenal dengan Filipina. Magellan menyatakan
bahwa daerah yang ditemukan ini sebagai koloni Spanyol.
Tindakan Magellan dan rombongan ini mendapat
tantangan penduduk setempat (orang-orang Mactan). Terjadilah pertempuran antara
kedua belah pihak. Dalam pertempuran dengan penduduk setempat itu rombongan
Magellan terdesak bahkan Magellan sendiri terbunuh. Rombongan Magellan yang
selamat segera meninggalkan Filipina. Mereka di bawah pimpinan Sebastian del
Cano terus berlayar ke arah selatan. Pada tahun 1521 itu juga mereka sampai di
Kepulauan Maluku yang ternyata tempat penghasil rempah-rempah. Tanpa berpikir
panjang kapal-kapal rombongan del Cano ini dipenuhi dengan rempah-rempah dan
terus bertolak kembali ke Spanyol. Dikisahkan bahwa atas petunjuk pemandu orang
Indonesia kapal-kapal rombongan del Cano ini berlayar menuju ke arah barat, sehingga
melewati Tanjung Harapan di Afrika Selatan dan diteruskan menuju Spanyol.
Dengan penjelajahan dan pelayaran yang dipimpin oleh Magellan itu maka sering
disebut-sebut bahwa tokoh yang berhasil mengelilingi dunia pertama kali adalah
Magellan.
Dalam kaitannya dengan pelayaran dan
penjelajahan samudra itu ada pendapat yang menarik dari Menzies, seorang
perwira angkatan laut Inggris. Ia menegaskan bahwa yang berhasil mengelilingi
dunia pertama kali adalah armada Cina yang dipimpin oleh Panglima Zheng He (Cheng
Ho) pada tahun 1421. Zheng He adalah seorang kasim kepercayaan Kaisar Cina dari
Dinasti Ming yang bernama Zhu Di atau Yong Le. Dijelaskan oleh Menzies bahwa
Zheng He bersama armadanya telah berlayar mengelilingi dunia dengan berpedoman
pada peta-peta kuno yang dibuat oleh para kartografer Cina dan juga beberapa
peta yang dibuat misalnya oleh Fra Mauro (orang Italia), dan yang dibuat oleh
Piri Reis (orang Turki).
c) Belanda
Portugis sudah memasuki wilayah Kepulauan
Nusantara tahun 1511, kemudian sampai ke Maluku tahun 1521. Begitu juga Spanyol
memasuki Maluku pada tahun 1521. Tetapi Belanda datang ke wilayah Nusantara
baru pada tahun 1596. Mengapa Belanda sangat terlambat datang ke Indonesia bila
dibandingkan dengan Portugis dan Spanyol?
Perlu diketahui bahwa pada abad ke-15 Belanda
masih menjadi vasal Spanyol. Berbagai gerakan terus dilakukan Belanda untuk
melepaskan diri dari Spanyol yang kemudian dikenal Revolusi 80 tahun. Revolusi
ini dimulai tahun 1566. Di tengah-tengah revolusi, kegiatan perdagangan
orang-orang Belanda di Eropa terutama di pusat perdagangan di Lisabon, terus
berkembang dan masih berjalan normal. Belanda juga tidak menemui kesulitan
untuk mendapatkan rempah-rempah di Lisabon. Tetapi pada saat Portugis berada di
bawah kekuasaan Spanyol, maka Belanda dilarang lagi berdagang di Lisabon.
Dengan demikian, Belanda menemui kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah.
Belanda harus berusaha untuk mendapatkan rempah-rempah seperti yang telah
dilakukan Portugis dan Spanyol. Orang-orang Belanda mulai mencari jalan untuk
pergi ke dunia Timur atau Tanah Hindia.
Pada tahun 1594 Willem Barents mencoba berlayar
untuk mencari dunia Timur atau Tanah Hindia melalui daerah kutub utara. Karena
keyakinannya bahwa bumi bulat maka sekalipun dari utara atau barat akan sampai
pula di timur. Ternyata Barents tidak begitu mengenal medan. Ia gagal
melanjutkan penjelajahannya karena kapalnya terjepit es mengingat air di kutub
utara sedang membeku. Barents terhenti di sebuah pulau yang disebut Novaya
Zemlya. Ia berusaha kembali ke negerinya, tetapi ia meninggal di perjalanan.
Pada tahun 1595 pelaut Belanda yang lain yakni
Cornelis de Houtman dan Pieter de Keyser memulai pelayaran. Kedua pelaut ini
bersama armadanya dengan kekuatan empat kapal dan 249 awak kapal beserta 64
pucuk meriam melakukan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk mencari tanah
Hindia yang dikenal sebagai penghasil rempah-rempah. Cornelis de Houtman
mengambil jalur laut yang sudah biasa dilalui orang-orang Portugis. Tahun 1596
Cornelis de Houtman beserta armadanya berhasil mencapai Kepulauan Nusantara. Ia
dan rombongan mendarat di Banten. Sesuai dengan niatnya untuk berdagang maka
kehadiran Cornelis de Houtman diterima baik oleh rakyat Banten. Waktu itu di
Kerajaan Banten bertepatan dengan masa pemerintahan Sultan Abdul Mufakir Mahmud
Abdulkadir. Dengan melihat pelabuhan Banten yang begitu strategis dan adanya
hasil tanaman rempah-rempah di wilayah itu Cornelis de Houtman berambisi untuk
memonopoli perdagangan di Banten. Dengan kesombongan dan kadang-kadang berlaku
kasar, orang-orang Belanda memaksakan kehendaknya. Hal ini tidak dapat diterima
oleh rakyat dan penguasa Banten. Oleh karena itu, rakyat mulai membenci bahkan
kemudian mengusir orang-orang Belanda itu. Cornelis de Houtman dan armadanya
segera meninggalkan Banten dan akhirnya kembali ke Belanda.
Ekspedisi penjelajahan berikutnya segera
dipersiapkan untuk kembali menuju Kepulauan Nusantara. Rombongan kali ini
dipimpin antara lain oleh Jacob van Heemskerck. Tahun 1598 van Heemskerck dengan
armadanya sampai di Nusantara dan juga mendarat di Banten. Heemskerck dan
anggotanya bersikap hati-hati dan lebih bersahabat. Rakyat Banten pun kembali
menerima kedatangan orang-orang Belanda. Belanda mulai melakukan aktivitas
perdagangan. Kapal-kapal mereka mulai berlayar ke timur dan singgah di Tuban.
Dari Tuban pelayaran dilanjutkan ke timur menuju Maluku. Di bawah pimpinan
Jacob van Neck mereka sampai di Maluku pada tahun 1599. Kedatangan orang-orang
Belanda ini juga diterima baik oleh rakyat Maluku. Kebetulan waktu itu Maluku
sedang konflik dengan orang-orang Portugis. Oleh karena itu, kedatangan Belanda
ini diterima dengan baik dan diberi kebebasan untuk berdagang. Pelayaran dan
perdagangan orang-orang Belanda di Maluku ini mendapatkan keuntungan yang
berlipat. Dengan demikian semakin banyak kapal-kapal dagang yang berlayar
menuju Maluku.
Uraian tersebut menunjukkan bahwa rakyat wilayah
Nusantara/Indonesia senantiasa mau bersahabat dan berdagang dengan siapa saja
atas dasar persamaan. Tetapi kalau para pedagang asing itu ingin memaksakan
kehendak dan melakukan monopoli perdagangan di wilayah Nusantara tentu harus
ditolak karena tidak sesuai dengan martabat rakyat Indonesia yang ingin
berdaulat dalam hidup dan kehidupan termasuk dalam kegiatan perdagangan.
d) Inggris
Perlu dipahami bahwa setelah Portugis berhasil
sampai di kepulauan Maluku, aktif mengadakan perdagangan dengan penduduk
setempat. Kedatangan Portugis ini telah mendorong perdagangan rempah-rempah
semakin meluas. Jalur perdagangan antara timur (Indonesia, Maluku) dengan Eropa
semakin berkembang. Bahkan Lisabon dalam waktu singkat berkembang menjadi pusat
perdagangan rempah-rempah di Eropa Barat.
Dalam kaitan ini Inggris dapat mengambil
keuntungan besar dalam perdagangan rempah-rempah. Inggris dapat memperoleh
rempah-rempah secara bebas dan relatif murah di Lisabon. Rempah-rempah itu
kemudian diperdagangkan di daerah-daerah Eropa Barat bahkan sampai di Eropa
Utara. Tetapi karena Inggris terlibat konflik dengan Portugis dan Spanyol
apalagi setelah Portugis berada di bawah kekuasaan Spanyol, maka Inggris pun
mulai tidak bebas untuk mendapatkan rempah-rempah di Lisabon.
Oleh karena itu, Inggris berusaha mencari
sendiri negeri penghasil rempah-rempah. Banyak anggota masyarakat, para pelaut
dan pedagang yang tidak melibatkan diri dalam perang justru mengadakan
pelayaran dan penjelajahan samudra untuk menemukan daerah penghasil
rempah-rempah. Dalam pelayarannya ke dunia Timur untuk mencari daerah penghasil
rempah-rempah, Inggris pertama kali sampai ke India pada tahun 1498 dengan
mengikuti rombongan Portugis yang dipimpin oleh Vasco da Gama. Untuk memperkuat
daya saing para pedagang Inggris perdagangannya di dunia timur ini kemudian
dibentuk kongsi dagang yang diberi nama East India Company (EIC) pada tahun
1600.
Orang-orang Inggris juga sampai ke Indonesia
pertama kali tahun 1579 dipimpin oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish.
Inggris juga membentuk beberapa kantor dagang di Indonesia pada tahun 1604,
misalnya di Ambon, Makasar, Jepara, Jayakarta.
KESIMPULAN
1. Latar
belakang datangnya bangsa-bangsa Barat ke Indonesia: Jatuhnya Konstantinopel ke
tangan Turki Usmani (1453), adanya berbagai penemuan di bidang teknologi,
semangat melanjutkan Perang Salib.
2. Bangsa-bangsa
Barat (Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris), mencari daerah baru untuk
memburu rempah-rempah melalui penjelajahan samudra atau jalur laut.
3. Dari
konteks Indonesia, orang-orang Spanyol datang ke Indonesia melalui jalur timur,
sedang Portugis melalui jalur barat, diikuti Belanda dan Inggris.
4. Orang-orang
Barat itu telah menemukan buruannya yakni Kepulauan Nusantara, penghasil
rempah-rempah yang diibaratkan sebagai “mutiara dari timur”. Sungguh luar biasa
kekayaan bumi Nusantara sebagai rahmat yang diberikan Tuhan Yang maha Pengasih.
Oleh karena itu, harus disyukuri. Namun sayang waktu itu rakyat Indonesia belum
bersatu padu sehingga mudah dipengaruhi dan dikuasai oleh orang-orang Barat.
No comments:
Post a Comment