Thursday, August 6, 2020

Kelahiran dan Evolusi Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia

Faktor Internal

Negeri kita yang terkenal dengan nama Indonesia ini, juga dikenal dengan sebutan Kepulauan Nusantara, sementara kaum kolonial Barat menyebutnya dengan tanah Hindia. Sejarah telah mencatat bahwa kekayaan Kepulauan Nusantara begitu luar biasa. Kekayaan bumi Nusantara ini dapat diibaratkan sebagai “mutiara dari timur”. Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau Kepulauan Nusantara atau Indonesia ini menarik perhatian kongsi-kongsi Eropa untuk menguasainya. Terjadilah perebutan hegemoni di antara mereka bangsa-bangsa Eropa yang ingin menjajah Indonesia.

Akibat penjajahan dan dominasi asing telah membuat jati diri dan budaya bangsa terancam dan menjadi rapuh. Begitu juga kehidupan sosial ekonomi menjadi tersendat. Kalau kita renungkan masalah-masalah tersebut bisa jadi berakar dari berkembangnya kultur kolonialisme dan imperialisme Barat di Indonesia sejak abad ke-17. Nah, mulai saat itu kita tidak memiliki kemandirian dan kedaulatan baik secara ekonomi, sosial, politik, maupun budaya.

Realitas kehidupan semacam itu perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak. Dalam kenyataan sekarang ini masih dapat dirasakan adanya pengaruh asing yang begitu kuat di dalam dinamika kehidupan perekonomian di Indonesia. Utang luar negeri yang juga semakin menumpuk, di samping penyakit korupsi yang belum dapat diberantas. Kalau begitu apakah benar kehidupan sekarang ini juga ada warisan yang berasal dari zaman penjajahan, zaman dominasi kolonialisme dan imperialisme di Indonesia. Bila mengingat prinsip sebab akibat dan konsep perubahan dan keberlanjutan, sangat mungkin kehidupan kita sekarang ini juga dipengaruhi oleh kultur di zaman penjajahan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia. Bagaimana sebenarnya perkembangan dominasi kolonialisme dan imperialisme di Indonesia yang sudah muncul sejak abad ke-16.

Faktor Eksternal

1.      Petualangan, Penjelajahan dan Perebutan Hegemoni

Bertahun-tahun lamanya Laut Tengah menjadi pusat perdagangan internasional antara para pedagang dari Barat/Eropa dan Timur. Salah satu kota pusat perdagangan itu yang terkenal adalah Konstantinopel. Banyak jenis komoditas di pasar Konstantinopel. Misalnya batu mulia, emas dan perak, gading, sutera dan juga yang penting rempah-rempah. Orang-orang Eropa sangat menyenangi rempah-rempah. Para pedagang dari Barat atau orangorang Eropa itu mendapatkan rempah-rempah lebih mudah, dan dengan harga lebih murah. Namun, setelah jatuhnya Konstantinopel tahun 1453 ke tangan Turki Usmani, akses bangsa-bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah yang lebih murah di kawasan Laut Tengah menjadi tertutup.

Harga rempah-rempah di pasar Eropa melambung sangat tinggi. Oleh karena itu, mereka berusaha mencari dan menemukan daerah-daerah penghasil rempah-rempah ke timur. Mulailah periode petualangan, penjelajahan, dan penemuan dunia baru. Upaya tersebut mendapat dukungan dan partisipasi dari pemerintah dan para ilmuwan.

Portugis dan Spanyol dapat dikatakan sebagai pelopor petualangan, pelayaran, dan penjelajahan samudra untuk menemukan dunia baru di timur. Portugis juga telah menjadi pembuka jalan menemukan Kepulauan Nusantara sebagai daerah penghasil rempah-rempah. Kemudian menyusul Spanyol, Belanda, dan Inggris. Tujuan kedatangan mereka ke wilayah timur tidak semata-mata mencari keuntungan melalui perdagangan rempahrempah, tetapi ada tujuan yang lebih luas.

2.      Motivasi, Nafsu, dan Kejayaan Eropa

Di dalam sejarah bangsa-bangsa di dunia dikenal adanya masa penjelajahan samudra. Aktivitas penjelajahan samudra ini dalam rangka untuk menemukan dunia baru. Aktivitas penemuan dunia baru ini tidak terlepas dari motivasi dan keinginannya untuk bertahan hidup, memenuhi kepuasan dan kejayaan dalam kehidupan di dunia. Bahkan bukan sekedar motivasi, tetapi juga muncul nafsu untuk menguasai dunia baru itu demi memperoleh keuntungan ekonomi dan kejayaan politik. Pertanyaannya adalah daerah mana yang dimaksud dunia baru itu? Yang dimaksud dunia baru waktu itu pada mulanya adalah wilayah atau bagian dunia yang ada di sebelah timur (timurnya Eropa). Wilayah itu sebagai penghasil bahan-bahan yang sangat diperlukan dan digemari oleh bangsa-bangsa Eropa.

Bahan-bahan yang dimaksudkan itu adalah rempah-rempah seperti cengkih, lada, dan pala. Mengapa orang-orang Eropa sangat memerlukan rempah-rempah? Orangorang Eropa berusaha sekuat tenaga untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Rempah-rempah ini menjadi komoditas perdagangan yang sangat laris di Eropa. Rempah-rempah ini sangat diperlukan untuk bumbu masak dan bahan minuman yang dapat menghangatkan badan.

Hal ini sangat cocok untuk orangorang Eropa yang memang tinggal di daerah dingin. Kemudian dari mana asal rempah-rempah itu? Daerah yang menghasilkan rempahrempah itu tidak lain adalah Kepulauan Nusantara. Orang-orang Eropamenyebut daerah itu dengan nama Hindia. Bagaikan “memburu mutiara dari timur”, orang-orang Eropa berus aha datang ke Kepulauan Nusantara untuk mendapatkan rempah-rempah. Dalam konteks penemuan dunia baru itu kemudian tidak hanya Kepulauan Nusantara, tetapi juga daerah-daerah lain yang ditemukan orang-orang Eropa pada periode penjelajahan samudra, misalnya Amerika dan daerah-daerah lain di Asia.

Sejarah umat manusia sudah sejak lama mengglobal. Peristiwa sejarah di suatu tempat sangat mungkin terpengaruh atau menjadi dampak dari peristiwa lain yang terjadi di tempat yang cukup jauh. Perkembangan ini sudah sangat nyata seiring dengan semakin ramainya perdagangan melalui “Jalur Sutera” Kehidupan global semakin berkembang dengan maraknya penjelajahan samudera orang-orang Eropa ke dunia Timur.

Begitu juga peristiwa kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia, telah ikut meningkatkan kehidupan global. Peristiwa itu dilatarbelakangi oleh peristiwa yang jauh dari Indonesia, misalnya peristiwa jatuhnya Konstantinopel di kawasan Laut Tengah pada tahun 1453.

Serangkaian penemuan di bidangteknologi juga merupakan faktor penting untuk melakukan pelayaran bagi bangsa-bangsa Barat menuju Tanah Hindia/Kepulauan Nusantara. Sementara itu semangat dan dorongan untuk melanjutkan Perang Salib disebut-sebut juga ikut mendorong kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia.


No comments:

Post a Comment